PRINGSEWU (GS) – Proyek pembangunan rabat beton yang bersumber dari Dana Desa tahun anggaran 2024 di Pekon Gumukmas diduga tidak sepenuhnya dikerjakan secara swakelola. Hal itu tentu menabrak sejumlah regula seperti Permendes PDTT Nomor 8 Tahun 2022 yang menegaskan bahwa skema padat karya tunai dan pemberdayaan masyarakat lokal dalam pelaksanaan pembangunan fisik dengan Dana Desa.
Selain dikendalikan oleh orang luar pekon, rabat beton tersebut kini kondisinya mulai rusak, padahal baru beberapa bulan selesai dikerjakan.
Kepala Dusun setempat, Maryono, saat dikonfirmasi wartawan Proyeksi Lampung pada Senin (16/6/2025), mengungkapkan bahwa meskipun pekerja proyek adalah warga lokal, pelaksana lapangan bukan berasal dari lingkungan pekon.
“Kalau tukang dan pekerjanya memang sebagian warga sini, tapi yang ngatur dari luar. Kami juga nggak kenal orangnya, cuma tahu orang suruhan pak lurah,” kata Maryono.
Namun, Kepala Pekon Gumukmas, Nur Imam Muslim, membantah jika proyek tersebut diserahkan kepada pihak ketiga. Ia berkelit jika pekerjaan itu dikelola oleh masyarakat setempat.
“Ya enggaklah, warga yang kerja kok, saya bilangin sama kadus untuk dikerjakan sama warga, sedangkan untuk pembelanjaan barang dan jasanya tetap Kadus (Kepala Dusun) yang kelola,” kilahnya.
Pantauan wartawan di lokasi, kondisi rabat beton di sejumlah titik memang tampak retak dan mulai hancur. Menariknya, warga menyebut jalan itu sudah dibangun dua kali dalam waktu yang berdekatan.
“Ya kita sih senang jalan-nya dibagusin, tapi kalo cepat rusak gini kok ya sayang anggaran yang sudah dikeluarkan desa. Waktu itu udah jadi tapi rusak, terus ditimpah lagi. Eh ini rusak lagi,” ujar seorang warga.
Menanggapi itu, Imam tidak membantah bahwa proyek tersebut memang sempat diperbaiki.
“Setelah ada pemeriksaan kita benerin lagi, tapi itu sudah sesuai spek kok,” kilahnya.
Sementara itu bendahara pekon Gumukmas yang turut mendampingi Imam, memberikan pernyataan yang cukup kontroversial. Ia membandingkan pekerjaan di pekon Gumukmas dengan pekerjaan yang dilakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum.
“(Pekerjaan) PU aja gak sebagus itu,” kata dia. (Tim)