Korwil Jatim: Holiyadi
Jember, gemasamudra.com – Korwil MGG Jember sekaligus Korwil rilisfakta.id Jawa Timur Catur Teguh Wiyono berikan komentar positif terhadap Karnaval Budaya yang diadakan oleh desa Panti saat menonton acara tersebut, Minggu, (7/9/2025) pukul 22.00 Wib.
Dalam keterangannya Catur Teguh Wiyono membahas karakter budaya yang muncul dalam koreo penampilan para peserta, dimana dibeberapa daerah ada karnaval yang dianggap hanya memunculkan sound system namun nol karakter budaya, sehingga dianggapnya kurang seimbang.
“Saya salut dengan desa Panti, dimana desa Panti bisa menyajikan Karnaval yang seimbang, mengingat ada beberapa daerah yang menurut pendapat saya menyajikan karnaval yang kurang seimbang, sehingga hanya menonjolkan sound, namun tidak menonjolkan budaya,” ungkapnya.
“Jadi sebenarnya Karnaval itu apabila menggunakan Sound yang menggelegar, namun dengan penampilan yang berkarakter budaya, maka akan indah dan seimbang, sebab nilai utama karnaval terletak pada penguatan identitas budaya, perayaan kebersamaan, ekspresi kreativitas, dan promosi nilai-nilai luhur bangsa seperti patriotisme dan nasionalisme,” imbuhnya.
” Selain itu Karnaval juga menjadi sarana edukasi sejarah, mempererat persaudaraan, serta menjadi ajang hiburan yang bertujuan mempersatukan masyarakat dan menumbuhkan kebanggaan lokal,” Pungkasnya.
Tampilkan Sajian Berkarakter Budaya Luhur! Karnaval Desa Panti Sukses Menarik Antusias Masyarakat Jember
Minggu, (7/9/2025) Memperingati HUT RI Ke 80 sekaligus “Mbalakake Budaya Luhur Panti (Nyulam Jagung Lan Pari, Ngeraksa Warisan Leluhur Lan Ngerumat Bumi Pertiwi) Pemerintah desa Panti bersama dengan BPD desa Panti dan seluruh elemen masyarakat menggelar karnaval budaya dengan tajuk mengembalikan dan melestarikan budaya luhur masyarakat desa panti.
Kegiatan tersebut mendapat sambutan antusias warga masyarakat desa Panti maupun kecamatan Panti dan sekitarnya.
Sebanyak 24 regu dengan kategori satu regu istimewa (Pemdes) dan lima regu pendidikan, serta delapan belas regu umum yang tiap regunya memiliki estimasi ratusan peserta, menjadikan ribuan khalayak memadati jalur karnaval tersebut.
Diketahui bahwa pelepasan Karnaval pada hari Minggu, (7/9/2025) diawali oleh rombongan Pemdes Panti yakni kepala desa Panti Suroso, didampingi ibu ketua TP PKK desa Panti Siti Maimunah, beserta ketua BPD desa Panti Sunaryo diiringi Babinsa, Bhabinkamtibmas, Paskibra, dan kader Posyandu desa Panti.
Rombongan Pemdes berangkat dari start (Lapangan Sidomulyo) pada pukul 13.30 Wib. dan memasuki finish (Gang rumah kepala desa Panti) pada pukul 15.30 Wib. Sedangkan peserta terakhir atau penutup baru memasuki finish pada pukul 23.15 Wib.
Sedangkan pengalihan jalan atau jalan alternatif untuk arah Rambipuji di belokan melalui Glagah wero Karang Asem melalui AMPO.
Sebuah kalimat penyemangat muncul dari salah satu peserta yang tinggal di desa Panti yakni Ahmad Catur Priambodo, dimana beliau merupakan seorang pengusaha Madu alami hasil Hutan yang sukses. Menurutnya ikut serta memperingati HUT RI bukan suatu hal yang sulit apabila dibandingkan dengan bagaimana Indonesia Merdeka dengan perjuangan yang gigih dari para Pahlawannya.
“Tidak ikut berjuang, cuma memeringati masak gak mau ” Ungkapnya.
“Bukan hal sulit mas, Ini merupakan momentum agar kita sebagai warga masyarakat bisa menghormati jasa para Pahlawan yang gugur dalam memerdekakan NKRI dan ini jauh bila dibandingkan dengan pengorbanan mereka, sehingga mari ramaikan setiap moment kemerdekaan desa Panti ini,” Imbuhnya.
Ketua BPD desa Panti Sunaryo juga menguatkan hal tersebut. Menurutnya Pemdes bersama BPD serta masyarakat bersinergi meramaikan HUT RI Ke 80 desa Panti tersebut sekaligus melestarikan budaya luhurnya.
“Jadi dalam kegiatan ini Pemerintah desa Panti berkolaborasi dengan BPD desa Panti dan bersinergi bersama seluruh elemen masyarakat menggelar karnaval budaya dengan tajuk mengembalikan dan melestarikan budaya luhur masyarakat desa panti,” Jelasnya.
Hal tersebut juga dikuatkan Kepala desa Panti Suroso saat dikonfirmasi awak media. Menurutnya Karnaval desa Panti selain merayakan HUT RI, juga sekaligus suatu kolaborasi, serta sinergi dari Pemdes Panti, BPD, semua elemen pemerintahan maupun masyarakat dalam rangka mengembalikan serta melestarikan budaya luhur masyarakat desa Panti.
“Memang desa Panti ini memiliki Budaya Luhur, dan ini harus dikembalikan agar hidup, serta dilestarikan,” Ungkap beliau.
“Mbalakake Budaya Luhur Panti (Nyulam Jagung Lan Pari, Ngeraksa Warisan Leluhur Lan Ngerumat Bumi Pertiwi),” Jelasnya.
“Oleh sebab itu dalam karnaval ini Kami Pemdes Panti, BPD Panti, Beserta masyarakat desa Panti dengan semua elemen yang ada berupaya mengembalikan, serta melestarikan budaya luhur masyarakat desa Panti, dengan harapan desa Panti semakin besar, dan semakin jaya,” Pungkasnya. (Tim)