Menu

Mode Gelap

Lampung · 29 Apr 2021 03:00 WIB ·

Cerita Pilu Pasien RS. Mutiara Bunda yang Berujung Meninggal


Foto : Gambar Istimewa Perbesar

Foto : Gambar Istimewa

Tulang Bawang Tina Yunita pasien Rumah Sakit Mutiara Bunda yang meninggal usai melahirkan usai dilakukan operasi sesar, warga kampung Lebuh Dalem Kecamatan Menggala Timur, oleh dokter Rumah Sakit Mutiara Bunda Unit II Kecamatan Banjar Agung Kabupaten Tulangbawang.

Untuk di ketahui, sebelum masuk ke rumah sakit Mutiara Bunda, kondisi kesehatan Tina Yunita, baik-baik saja, untuk melahirkan secara normal, namun setelah kontraksi kemudian diperiksa oleh dokter, setelahnya  dokter menyatakann harus di lakukan  operasi sesar.

Hal tersebut, diungkapkan oleh Rosilawati selaku kakak, bahwa adiknya meninggal dunia,dirinya menduga ada kesalahan dalam melakukan operasi sesar oleh dokter Rumah Sakit Mutiara Bunda,dikarenakan usai di operasi adeknya tidak pernah sadarkan diri.

Klik Gambar

Kami tanya kepada dokter, kenapa adek saya ini pucat seperti tidak ada darah, dan tidak sadar-sadar, jawab dokter, ini reaksi paska operasi. Setelah itu, adik saya dibawa keruangan melati, untuk dirawat lebih lanjut, tidak selang begitu lama, adik saya batuk-batuk, dengan sesak nafas. Karena itu, kami panik dengan memanggil dokter. Melihat perut adik saya besar kembali seperti ada bayi lagi,”terang Rosi. Selasa, (27/4/2021) .

Baca Juga :   Masa Jabatan Sekda Tak Jelas, Elemen Masyarakat Pringsewu Ngadu ke Komisi 1 DPRD Pringsewu

Lanjut Rosi, Adiknya kembali ditangani oleh dokter, dengan diperiksa kembali, maka ada intruksi dari dokter untuk melakukan operasi pengangkatan rahim, akibat ada pendarahan dirahim pasien.

Tapi setelah dioprasi beberapa hari dirawat di Rumah Sakit, adek saya masih juga belum sadar, sampai ada intruksi dari rumah sakit, adek saya bisa pulang kerumah. Tiga hari dirumah, adik saya selalu ngigau dan demam tinggi, ke esokan harinya, saya menghubungi dokter Reza. Saya bilang kenapa adik saya kok seperti ini, dengan mengirim vidio, intruksi dokter Reza, agar adik saya, dibawa kerumah sakit umum daerah menggala. Maka saya tanya ke dokter Reza, tidak bawa rujukan dari rumah sakit Mutiara Bunda, jawab dokter Reza, ga usah, bawa saja bukti surat kepulangan dari rumah sakit Mutiara Bunda, seolah olah pasien sakit dari rumah, karena nanti dipersulit disana,”ujar Rosi sambil meneteskan air mata.

Di karenakan dalam kepanikan yang tinggi Rosi segera mengikuti intruksi Dokter Reza yang menyarankan di bawa ke RSUD Menggala, kemudian dirinya pada hari minggu tanggal 4 April 2021 adiknya, di UGD dokter Rumah Sakit Bertanya bertanya, “pasien ini kenapa, dan mengapa”.

Baca Juga :   Berdayakan Pekarangan, Bhayangkari Pringsewu Panen Sayuran Segar

Saya sampaikan bahwa adik saya dari operasi sesar melahirkan dan pengangkatan rahim di Rumah sakit mutiara Bunda, kenapa harus ada oprasi pengangkatan rahim. Maka hari itu, adik saya dimasukin ke ruangan ISU. Ke esokan harinya, kami dipanggil dokter, dengan mengatakan kalau semua organ tubuh adik saya rusak semua, mulai dari jantung hingga gagal ginjal. Dokter juga bilang, pasien memiliki harapan hidup hanya 10 persen saja, karena racun ditubuh adik saya menyebar, dan inveksi sudah sampai ke otak,”terang Rosi.

Dikatakan Rosi, tindakan selanjutnya pasien, dilakukan cuci darah, dan sempat sadar, beberapa hari kemudian dilakukan cuci darah kembali, hingga dua minggu dirawat di RSUD Menggala, lalu pasien di izin pulang kerumah.

Kami disuruh kontrol kembali pada tanggal 20 april, Dua hari adik saya dirumah, sudah tidak bisa menelan makanan lagi, bagaimana mau minum obat. Dihari ketiga adik saya meninggal dunia,” tutup Rosi.

Baca Juga :   Pembangun Gedung Olahraga (GOR) DiDesa Jemrana Diduga Kuat Tidak Sesuai RAB

Sementara di tempat terpisah, Dokter Rumah Sakit Mutiara Bunda Reza, membenarkan adanya pasien atas nama tersebut, malah pihak rumah sakit sempat di bingungkan dengan kondisi ke adaan pasien,dan dirinya membatah akan dugaan mal praktek yang di lakukan pihaknya.

Saya lupa berapa hari pastinya, yang jelas memang pasien itu cukup lama kami rawat, karna setelah operasi kondisi pasien tidak setabil sempat 2 kali henti nafas, 2 kali henti jantung, dalam 2 periode berbeda” Jawab Reza  di Ruang Kerjanya.

Dokter Reza lebih dalam, menjelaskan pihaknya hanya menduga pasien tersebut hanya melahirkan biasa, namun pihaknya menemukan satu indikasi yang harus di lakukan operasi sesar.

Kasus ini emang tidak kita duga dari awal, karena pasien itu datang mau melahirkan secara normal, tidak ada indikasi sulit dari awal, rupanya ada satu indikasi kusus yang mengharuskan oprasi sesar”, lanjut Jawab Reza.

Ternyata ada komplikasi yang sangat tidak kita duga adalah pendarahan, langsung kita lakukan tindakan operasi kedua yaitu pengangkatan rahim, sebagai tindakan penyelamatan nyawa, langsung pulih” Pungkasnya.(MWD-MGG)

Facebook Comments Box

Artikel ini telah dibaca 3 kali

badge-check

Editor

Baca Lainnya

Resmi Terdaftar Komite Wartawan Indonesia Siap Bersinergi Kepada Pemerintah Daerah 

14 Maret 2025 - 20:23 WIB

Tinjau Pasar Murah di Pringsewu, Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Dikerubungi Emak-Emak

12 Maret 2025 - 21:32 WIB

Polres Metro Gelar Pasar Ramadhan, Sediakan Sembako Gratis Untuk Masyarakat

11 Maret 2025 - 16:01 WIB

Pantau Ketersediaan Bahan Pokok Selama Ramadan, Bupati Pringsewu Tinjau Pasar Banyumas

10 Maret 2025 - 13:19 WIB

Bupati Pringsewu Sampaikan LKPJ Kepala Daerah 2024

10 Maret 2025 - 13:16 WIB

Hari Perempuan Sedunia Dalam Sudut Pandang Ketua PC Fatayat NU Pringsewu

8 Maret 2025 - 19:44 WIB

Trending di Berita Media Global