METRO,gemasamudra.com – Kota Metro, Lampung, telah melahirkan banyak tokoh inspiratif, salah satunya adalah Hj. Anna Morinda, SE., MM. Sosoknya dikenal luas sebagai perempuan tangguh yang mencatatkan sejarah sebagai politisi perempuan pertama yang pernah menjabat Ketua DPRD Kota Metro.
Selain sukses dalam politik, Anna juga berprestasi di dunia bisnis dan sosial, menjadikannya panutan bagi generasi muda. Karier politik Anna Morinda dimulai dengan langkah penuh keberanian dan dedikasi.
Selama tiga periode berturut-turut, ia dipercaya masyarakat untuk menjadi anggota DPRD Kota Metro. Kepemimpinannya yang tegas, humanis, dan berorientasi pada kepentingan rakyat membuatnya dihormati banyak kalangan.
Saat menjabat sebagai Ketua DPRD, ia menjadi simbol pemberdayaan perempuan di dunia politik. Perjalanan Politiknya yang menginspirasi banyak kalangan itu mencatatkan namanya dipanggung percaturan politik tingkat lokal hingga nasional.
Prestasinya tidak hanya berhenti di situ. Pada 2020, Anna mencatat sejarah baru ketika dinyatakan sebagai peserta terbaik Sekolah Pilkada PDI Perjuangan.
Dalam program pendidikan yang diikuti oleh 129 peserta, termasuk putra sulung Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka, Anna berhasil mengungguli seluruh peserta lainnya. Komaruddin Watubun, Ketua DPP PDIP Bidang Kehormatan Partai kala itu, menyebut Anna sebagai peserta terbaik, diikuti Heribertus Ngabut, calon bupati Manggarai.
Tak hanya mengabdi dalam politik, Anna juga dikenal sebagai pengusaha perempuan yang sukses. Ia adalah pemilik butik emas ternama bernama Kirana Gold, yang menjadi ikon bisnis di Kota Metro.
Dengan manajemen yang handal, Anna berhasil mengembangkan bisnisnya hingga dikenal luas. Selain itu, ia memimpin sejumlah perusahaan lainnya, membuktikan bahwa perempuan mampu bersaing dan sukses di dunia bisnis.
Anna, dengan kiprah sosialnya yang mengakar kerap menjadi bahan diskusi para politikus. Sebagai seorang aktivis sosial, Anna selalu hadir untuk masyarakat. Ia aktif dalam berbagai kegiatan sosial, dari membantu kaum dhuafa hingga memberdayakan komunitas lokal.
Sikapnya yang peduli dan empati telah membuatnya dicintai oleh masyarakat Metro. Dalam setiap langkahnya, ia membawa semangat kebersamaan dan solidaritas untuk membangun daerahnya.
Lahir di Metro pada 5 Oktober 1978, Anna Morinda menyelesaikan pendidikan Sarjana Ekonomi dan Magister Manajemen di Universitas Bandar Lampung. Dengan latar belakang akademik yang kuat, ia mampu mengintegrasikan ilmu dan pengalaman dalam setiap aspek kehidupannya. Saat ini, ia terus menjadi tokoh berpengaruh di daerahnya.
Anna Morinda bukan hanya seorang politisi, pengusaha, atau aktivis sosial. Ia adalah simbol perempuan tangguh yang mampu menyeimbangkan berbagai peran dan tanggung jawabnya. Melalui dedikasi dan komitmennya, ia telah menjadi bintang terang yang menerangi Kota Metro dan menginspirasi banyak orang.
Dengan segudang prestasi dan pengalaman, Anna terus melangkah maju. Masa depannya yang cerah tidak hanya membawa harapan bagi dirinya, tetapi juga bagi masyarakat Kota Metro yang selalu mendukung dan bangga terhadap sosok inspiratif ini.
Wanita cantik merakyat itu kerap mengingatkan dan memberikan penguatan kepada seluruh pendukungnya untuk terus berbuat baik ditengah masyarakat.
“Tetaplah berbuat baik, tapi Jangan buang waktumu untuk membuktikannya. Karena kecil dihina, besar dicurigai, salah dicaci, bahkan benar sekalipun kamu tetap dibenci,” pesannya yang memotivasi banyak orang.
Komitmennya sebagai penyambung lidah rakyat dengan gaya yang santun namun tegas, ia terus mendengarkan keluhan masyarakat dan memperjuangkannya di ranah kebijakan.
Dikenal sebagai sosok yang dekat dengan rakyat, Anna kerap turun langsung ke lapangan ketika menjabat. Itu ia lakukan untuk memahami permasalahan yang dihadapi masyarakat.
“Bagi saya, tugas seorang pemimpin adalah mendengar dan bertindak. Aspirasi rakyat adalah prioritas utama,” ujar Anna dalam sebuah wawancara.
Pengamat politik lokal memuji kiprah Anna yang konsisten memperjuangkan kepentingan rakyat. Ia adalah simbol kepemimpinan yang inklusif. Anna Morinda tidak hanya mendengar, tetapi juga berusaha mencari solusi. (Red)