Pringsewu (GS) Peringati Hari Perempuan Sedunia, Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (P3AP2KB) bersama Jaringan Masyarakat Menentang Perdagangan Orang (JMMPO) gelar Webinar bertajuk “Choose to Challange: Menciptakan Dunia yang Ramah Terhadap Perempuan”.
Webinar yang dibuka oleh Bupati Pringsewu Sujadi tersebut, diikuti oleh OPD terkait, para lurah dan kepala pekon, serta pegiat perempuan di Kabupaten Pringsewu, Selasa (8/3).
Narasumber dalam Webinar ini yakni Asisten Deputi Bidang Kesetaraan Gender Kementrian PPA Eni Widianti, Kadis Perlindungan Perempuan dan Anak Provinsi Lampung Fitrianita Damhuri serta Kabid Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak P3AP2KB Kabupaten Pringsewu drg.Avi Risdiyanti.
Bupati Sujadi dalam sambutannya mengatakan, peringatan Hari Perempuan Sedunia sangat penting sekali untuk mendorong perempuan Pringsewu agar menjadi figur yang berkualitas, serta memiliki kecantikan luar dan dalam.
“Kegiatan ini merupakan contoh memberdayakan masyarakat Pringsewu melalui kaum perempuan, karena perempuan harus memiliki pondasi agar bisa memperjuangkan hak-hak perempuan, bahwa semua perempuan bisa berkontribusi di segala bidang pembangunan,” tuturnya.
Apalagi, saat ini, perempuan memiliki hak 30 persen di bidang politik, yang berarti suara-suara perempuan itu penting dan wajib untuk didengarkan.
“Ini merupakan ekspresi kebebasan dan kesetaraan gender, itu memerlukan perempuan untuk beraktivitas di luar rumah.
Seperti memaksimalkan kemampuan perempuan dalam pembentukan karakter serta keikutsertaan perempuan di segala bidang pembangunan,” tambahnya.
Ketua JMMPO Pringsewu Suster Katarina mengungkapkan, seusai tema Hari Perempuan Sedunia yang bertagar #BreakTheBias mengajak seluruh masyarakat di dunia untuk berupaya memiliki kesadaran terhadap bias yang selama ini menempel pada perempuan dan berupaya mematahkannya.
“Kampanye ini diharapkan dapat menjadi ajakan positif baik bagi laki-laki maupun perempuan agar mampu bersikap dengan adil dan menghargai setiap perbedaan yang ada sehingga tercipta dunia yang inklusif,” kata dia.
Sehingga, #BreakTheBias mengajak seluruh masyarakat di belahan dunia untuk mendobrak bias atau stereotipe yang sering kali melekat pada perempuan.
“Diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat untuk bersikap adil terhadap perbedaan yang ada di dunia sehingga dapat tercipta kesehataan gender,” lanjutnya.
Sementara itu, Kadis P3AP2KB Kabupaten Pringsewu Nang Abidin berharap, agar pemberdayaan dan perlindungan terhadap perempuan dan anak terus berjalan, dan pihaknya butuh masukan dari berbagai elemen
” Seperti kita ketahui, wanita ini tiangnya negara, kalau wanitanya baik, negaranya baik, begitupun sebaliknya. Untuk itu, pemerintah sangat memberikan perhatian lebih kepada kaum perempuan,” ungkap Nang Abidin.
Kabid P3A Dinas P3AP2KB Pringsewu drg.Avi Rusdiyanti mengungkapkan, notabene kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan di Kabupaten Pringsewu terjadi karena faktor ekonomi dan pendidikan, untuk itu, pihaknya mensosialisasikan soal pentingnya kesetaraan gender.
“Bahwa yang dikatakan masak itu tidak harus perempuan, dan mengendarai mobil tidak harus laki-laki. Tinggal skillnya yang harus kita asah, sehingga kita sama-sama harus tingkatkan pendidikan dan perekonomian. Kalau perekonomian baik, kekerasan itu tidak ada,” ungkap Avi.
Apalagi, lanjut dia, kekerasan terjadi karena adanya pelaku yang memiliki “power” sehingga mereka (pelaku,red) menekan korban yang tidak punya power.
“Kekerasan kan bentuknya macam-macam, ada fisik, ada verbal. Jangan membiasakan anak-anak kita mendengarkan kata-kata “bully-an” yang tidak pantas diucapkan. Ajari anak-anak kita untuk memberikan kasih sayang terhadap sesama dan empati. Jika kita berhasil menciptakan ketahanan keluarga, maka akan terbentuk ketahanan lingkungan, pekon, dan kabupaten,” pungkasnya. (BM)