Pringsewu – (GS) – Sejumlah warga Pekon Pandasari, Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Pringsewu, Lampung, melakukan protes terhadap pemerintah pekon setempat terkait adanya beberapa istri aparatur pekon yang menerima Bantuan Sosial Tunai (BST).
Dugaan beberapa istri perangkat Pekon Pandasari menerima BST yang disalurkan oleh pemerintah pusat melalui Kementrian Sosial Republik Indonesia, berkisar 600 ribu per kepala keluarga selama tiga bulan itu sempat mmebuat heboh masyarakat pekon setempat.
Menurut keterangan JR, salah sorang warga Pekon Pandansari mengatakan, bahwa penyaluran BST dari Kemensos yang didapati, penerimanya dari beberapa istri aparat pekon Pandansari, hal itu menjadi keributan di tengah masyarakat setempat.
Setelah itu, pemerintahan pekon mengadakan musyawarah dengan beberapa tokoh masyarakat serta anggota BHP/BPD Pekon Pandansari.
“Sempat kisruh dengan adanya beberapa istri dari perangkat Pekon Pandansari yang menerima BST, namun setelah diadakan musyawarah akhirnya BST siap untuk dikembalikan,” ucap JR, kepada media ini melalui sambungan telpon selulernya, Sabtu (4/7/20) lalu.
Masih dikatakan JR, bahwa hal tersebut mutlak adanya unsur kesengajaan yang dibuat oleh aparatur pekon dalam melakukan pendataan untuk calon penerima BST, dimana, seharusnya calon penerima benar-benar masuk dalam kategori masyarakat kurang mampu atau terdampak ekonominya dari pandemi covid 19.
“Ini jelas disengaja memasukan calon penerima BST oleh aparatur pekon, sedangkan masih ada masyarakat yang tidak mendapatkan bantuan sama sekali,” jelas JR.
JR juga sangat menyayangkan bahwa setelah dilakukan musyawarah pekon, yang mana masyarakat menuntut untuk meminta pihak pemerintahan Pekon Pandansari harus tegas dengan memberikan sanksi dari Kepala Pekon Pandansari, bahkan tidak ada tanda-tanda itikad baik kepala pekon untuk meminta maaf kepada masyarakat atas kesalahan yang telah dipercaya,” keluh JR.
Atas dasar konfimasi dengan salah satu masyarakat Pekon Pandansari, tim media ini beberapa kali mencoba menghubungi Kepala Pekon Pandansari Eko. Baik melalui sambungan telepon dan WhatsApp, tapi tidak ada jawaban sama sekali.
Atas dasar hal tersebut, akhirnya wartawan media ini mencoba menemui Sekretaris Desa Pandansari Agus Sutopo untuk mengkonfirmasikan kebenaran hal tersebut.
Saat di konfirmasi Agus membantah bahwa penerima BST yang beredar di masyarakat bukan berasal dari keluarga aparatur Pekon Pandansari.
“Terkait adanya keluarga aparatur pekon menerima dana BST, itu hanya sebagai peminjaman data saja untuk melengkapi masyarakat yang data nya tidak valid atau tidak mempunyai data lengkap,” bantah Agus Sutopo, Selasa (7/7/20).
Lebih lanjut Agus menjelaskan, berdasarkan data yang ada, sejumlah penerima BST diantara yang tidak memiliki data lengkap.
“Lalu kami berinisiatif untuk membantu warga yang tidak memiliki data lengkap tersebut, karena melihat kondisi warga tersebut memang memprihatinkan dan dia sangat layak untuk mendapat kan BST dampak pademi Covid-19,” kilahnya.
Karena hal tersebut, kemudian Pemerintahan Pekon Pandansari mengambil jalan pintas dengan menggunakan data aparatur pekon setempat.
“Agar tak tumpang tindih, kami berinisiatif untuk menggunakan data aparatur pekon. Hanya data aparatur pekon yang kami gunakan untuk menutupi atau menggantikan data warga yang tidak lengkap tersebut, dan untuk dana BST nya kami salurkan langsung kepada warga yang berhak mendapatkan BST tersebut,” kilahnya
Jadi, lanjut Agus, ia benar-benar membantah dengan rumor yang beredar di masyarakat Pekon Pandansari yang mengatakan bahwa penerima BST adalah keluarga dari aparatur pekonnya.
“Untuk dana BST nya kami langsung memberikan kepada yang berhak, warga yang menggunakan data aparatur pekon tersebut kami berikan dana full. Untuk bukti pemberian dana tersebut data nya kami sudah pasangkan di daftar dana BST di balai pekon bahkan di saksikan oleh para warga,” pungkasnya.
Penulis : Team MGG