Menu

Mode Gelap

Berita Nasional · 17 Mei 2025 09:08 WIB ·

Sidak Ala DPRD Pringsewu, Seremoni Kosong, Mantan Karyawan Teriakkan Keadilan yang Dihilangkan


0-3968x2976-0-0# Perbesar

0-3968x2976-0-0#

Pringsewu – Jika ada penghargaan untuk sidak paling gagal dan paling tidak membumi, mungkin Komisi IV DPRD Pringsewu sudah pantas jadi nomine utama. Apa yang semula diharapkan menjadi langkah konkret untuk membongkar praktik kerja tak manusiawi di Cafe dan Resto Ummika, justru berakhir seperti kunjungan dinas biasa: datangi lokasi, senyum-senyum, lalu pulang dengan PR yang tidak jelas.

Setidaknya itulah yang dirasakan LU, salah satu mantan karyawan Ummika, yang merasa suara mereka justru diabaikan pasca sidak berlangsung.

“Tujuan kami jelas. Kami buat grup ini untuk cari keadilan, bukan buat lucu-lucuan. Tapi yang kami lihat, seolah sidak itu cuma formalitas. Owner klarifikasi, selesai. Karyawan? Ditinggalin,” ujarnya.

Klik Gambar

LU bukan satu-satunya yang kecewa. Sebelumnya, AG juga buka suara tentang tekanan kerja, sistem yang melelahkan, hingga perlakuan yang menurutnya melecehkan martabat karyawan. Kini LU memperkuat kesaksian itu, bahkan menyebut praktik makan makanan sisa pelanggan sebagai realitas kelaparan di balik gemerlap resto.

Baca Juga :   Tiga Lembaga Sayap PC Fatayat NU Pringsewu Resmi Dilantik, Siap Bersinergi untuk Kesejahteraan Umat

“Orang lapar itu enggak mikir jorok. Kita makan bareng makanan bekas orang, diem-diem, karena takut dimarahin. Alasannya, takut pengunjung ilfil. Tapi kami yang kerja enggak dikasih solusi. Baru makan, langsung disuruh angkat barang, sampai muntah,” bebernya.

Lebih miris lagi, saat owner disebut tak percaya karyawan bisa sakit. “Di Ummika katanya enggak ada yang punya sakit lambung. Padahal hampir semua pernah ngeluh karena pola makan yang kacau,” lanjut LU.

Baca Juga :   Pembangunan Drainase Asal-asalan, Masyarakat Ambarawa Induk Kecewa

DPRD Pringsewu, yang digadang-gadang jadi harapan terakhir, justru tampil melempem. Tak ada ketegasan, apalagi keberanian menyebut pelanggaran. Seolah hanya ingin menenangkan media, bukan menyelesaikan masalah.

“Kalau tidak ditindaklanjuti, ini benar-benar tidak adil. Kami sudah bicara sejauh ini, masa akhirnya semua diam? Owner bisa ngeles karena dianggap tidak ada korban. Kami ini apa? Bayangan?” tanya LU, getir.

Baca Juga :   Kapolres Pringsewu Bangun Kepedulian dan Keberanian Anak-Anak Hadapi Bullying

Seperti ditelan gelapnya birokrasi, suara para mantan karyawan makin tenggelam. Mereka yang dulu bekerja dalam tekanan, kini justru harus berjuang keras agar kisah mereka tidak sekadar jadi cerita lalu.

Jika dewan dan aparat masih juga diam, publik layak bertanya, apakah sidak itu bentuk keberpihakan? Atau hanya panggung legalisasi demi menjaga citra? Sebab keadilan, jika hanya hadir untuk yang punya kekuasaan, bukan lagi keadilan. Itu penghinaan. ( * )

Facebook Comments Box

Artikel ini telah dibaca 56 kali

Baca Lainnya

Kapolsek Carita Terima Benih Jagung Hibrida PS-08 di Pandeglang, Bagian dari Program Swasembada Nasional

8 Oktober 2025 - 16:29 WIB

Kopi spesialti Argopuro Walida asal Kabupaten Situbondo resmi diekspor ke Jeddah, Arab Saudi.

6 Oktober 2025 - 19:44 WIB

Ratapan Adi Sutrisno: Tanah Dijaminkan ke BRI Bondowoso Dilelang Tanpa Kejelasan Administrasi

6 Oktober 2025 - 16:25 WIB

Ketua RT di Dusun 2 Keluhkan Pemerataan Pembangunan di Pekon Sukaratu

6 Oktober 2025 - 11:15 WIB

Transparan dan Partisipatif, Pekon Sukaratu Gelar Musrenbang Tahun Anggaran 2026

6 Oktober 2025 - 10:07 WIB

Tasyakuran HUT TNI ke 80 di Posramil 0824/29 Ajung Berjalan dengan Khidmat.

5 Oktober 2025 - 12:43 WIB

Trending di Berita Nasional