Korwil Jatim Holiyadi
Jember, Gemasamudra.com – Para petani di Desa Ajung menyampaikan kegelisahan mereka setelah mengetahui adanya penutupan saluran drainase yang selama ini menjadi sumber pengairan utama bagi ratusan hektare sawah. Penutupan ini disebut terjadi tanpa pemberitahuan apa pun kepada warga maupun kelompok tani.
Menurut penjelasan di lapangan, saluran yang berasal dari Waduk Limbong Sari Kecamatan Ajung tersebut mengalir melalui wilayah Dusun Kiidul Besuk, Ajung Kulon, hingga ke area persawahan Desa Pancakarya. Namun, kini jalur air itu ditutup dan di atasnya mulai berdiri bangunan yang diduga dibangun di atas lahan yang sudah dicoupling.
“Sebelumnya saluran ini hidup, menjadi pengairan untuk sawah petani. Tapi tiba-tiba ditutup, tanpa ada pemberitahuan. Sekarang salurannya mati,” ujar Ishak Setiawan, Sekretaris HIPPA Sari Murni Desa Ajung, saat ditemui di lokasi.
Ishak menjelaskan bahwa saluran tersebut memiliki fungsi vital bagi keberlanjutan pertanian di wilayah Ajung. Jika dibiarkan tertutup, dampaknya tidak hanya pada gagal panen, tetapi juga ancaman banjir ke permukiman sekitar.
“Air sangat dibutuhkan petani. Kalau salurannya ditutup, sangat-sangat merugikan bagi kami. Ini saluran untuk mengairi bukan hanya 1–2 hektare, bahkan bisa mencapai 200 hektare. Kalau ditutup, habis sekali. Belum lagi risiko banjir ke permukiman karena aliran air tidak bisa tertampung,” tegasnya.
Terkait status kepemilikan lahan lokasi berdirinya bangunan, warga menyebut bahwa dulu lahan tersebut merupakan milik seseorang bernama Sumar. Namun kondisi saat ini dinilai sudah tidak jelas karena beberapa bidang telah dicoupling.
Warga dan pengurus HIPPA berharap pemerintah desa maupun instansi terkait segera turun tangan, meninjau lokasi, dan memberikan solusi agar aliran air kembali berfungsi untuk kebutuhan pertanian.(**)






