Korwil Jatim Holiyadi
Jember, Gemasamudra.com — Sikap arogan yang ditunjukkan oleh pengawas proyek revitalisasi SDN Cakru 04, Robi, terhadap wartawan saat menjalankan tugas kontrol sosial menuai kecaman keras dari Gabungan Wartawan Indonesia (GWI) Kabupaten Jember.
Ketua GWI Jember, Ahmadi Madek, menilai tindakan pengawas proyek yang meminta wartawan menunjukkan surat tugas dari dinas dan enggan memberikan keterangan soal proyek publik merupakan bentuk pelecehan terhadap profesi pers serta pelanggaran terhadap Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers dan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (KIP).
“Wartawan tidak perlu membawa surat dari dinas. Kartu identitas pers sudah cukup untuk menjalankan tugas jurnalistik. Permintaan seperti itu menunjukkan kurangnya pemahaman terhadap aturan keterbukaan informasi,” tegas Ahmadi.
Ia juga menilai penggunaan surat atau instruksi tertentu untuk membatasi ruang gerak wartawan sebagai langkah keliru dan berpotensi mencederai prinsip demokrasi.
“Setiap proyek yang dibiayai dari APBN atau APBD otomatis menjadi milik publik. Nilai kontrak, progres pekerjaan, hingga pelaksananya wajib diketahui masyarakat,” tambahnya.
Ahmadi mengingatkan seluruh pelaksana dan pengawas proyek agar tidak alergi terhadap kontrol media.
“Pers bukan musuh, tapi mitra pengawasan publik. Kalau ada yang menutup-nutupi, justru menimbulkan kecurigaan,” ujarnya.
Menurutnya, sikap pengawas yang menolak perekaman dan enggan memberikan konfirmasi menunjukkan rendahnya komitmen terhadap transparansi.
“Menolak memberikan informasi atau menghalangi liputan adalah tindakan yang bisa dikategorikan sebagai pelanggaran kemerdekaan pers,” tegas Ahmadi.
Kronologi
Insiden bermula saat Sofyan, jurnalis media online sekaligus anggota GWI Jember, mendatangi lokasi proyek revitalisasi SDN Cakru 04 untuk melakukan konfirmasi lapangan. Namun, Robi, selaku pengawas proyek, justru meminta surat tugas dari dinas dan menolak menjawab pertanyaan meskipun Sofyan telah menunjukkan ID pers.
Bahkan, Robi sempat melontarkan komentar yang dianggap meremehkan profesi jurnalis.
“Kalau sekadar ID card seperti itu, saya juga bisa buat,” ujar Robi seperti ditirukan Sofyan.
Ketika dimintai klarifikasi, Robi beralasan dirinya hanya mengikuti arahan bahwa wartawan wajib membawa surat dari instansi terkait jika ingin melakukan wawancara atau kontrol sosial.
Namun, pernyataan itu dibantah oleh Sofyan.
“Saya datang dengan sopan, memperkenalkan diri, dan hanya menanyakan hal-hal yang berkaitan dengan proyek publik. Tidak ada yang salah dengan apa yang saya lakukan,” tegasnya.
GWI Jember memastikan akan terus mengawal kasus ini dan mengingatkan seluruh pihak yang terlibat dalam kegiatan pembangunan agar menghormati tugas pers dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat.(**)






