Pringsewu| Tuberkulosis (TBC) masih menjadi masalah kesehatan secara global dan di Indonesia. Berdasarkan Global TB Report 2022, Indonesia menempati peringkat kedua di dunia dengan angka estimasi beban TBC sebesar 969,000.
Indonesia telah menerapkan pemberian Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT) kepada dua populasi paling berisiko tinggi, yaitu ODHA dan anak usia kurang dari 5 tahun yang memiliki kontak serumah dengan pasien TBC aktif, yang tidak terbukti sakit TBC. Meskipun demikian, implementasinya masih sangat jauh dari target yang diharapkan sebesar 72% tahun 2025.
Berdasarkan data Global TB Report tahun 2019, hanya 7.681 ODHA atau sekitar 16% dan 6.080 anak di bawah lima tahun atau sekitar 8,5% yang mendapatkan PP INH . Permasalahan lain terkait pemberian Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT) tingkat kepatuhan dan penyelesaian terapi yang masih rendah. Lamanya pemberian obat merupakan salah satu penyebab dari permasalahan tersebut.
Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Pringsewu dr. Hadi Muhtarom mengatakan, tujuan dari workshop tersebut antara lain untuk memantau dan mengevaluasi capaian Fasyankes. Serta mengidentifikasi tantangan dalam implementasi penanggulangan TBC dan pemberian TPT di Kabupaten Pringsewu.
“Juga mengidentifikasi Fasyankes yang under-performance dalam keterlibatan penemuan terduga dan kasus TBC serta pemberian TPT, mengevaluasi mekanisme jejaring lintas batas wilayah. Kemudian melakukan penyusunan rencana kerja secara komperhensif dan implikatif guna penaggulangan TBC dan melakukan upaya pemenuhan strategi ekspansi capaian target pemberian TPT di Fasyankes, ” kata dr. Hadi dalam keterangan persnya, Kamis (11/9).
Kemudian, untuk peserta kegiatan Workshop Penguatan Tatalaksana Investigasi Kontak, Pemberian Terapi Pencegahan Tuberkulosis Dan Infeksi Laten Tuberkulosis di Fasyankes Kabupaten Pringsewu Tahun 2025 berjumlah 33 orang tenaga kesehatan dari kabupaten setempat.
”Terdiri dari 13 orang dokter umum Puskesmas, 13 orang pengelola program TBC Puskesmas, dan 7 orang orang pengelola program TBC rumah sakit, ” tutupnya. (*)