Korwil Jatim Holiyadi
Jember, Gemasamudra.com – Korwil MGG Jember Catur Teguh Wiyono ikut merasa kehilangan atas wafatnya beberapa karyawan nakes serta menyebabkan beberapa lainya terluka dalam kecelakaan di Sukapura yang diakibatkan rem blong.
Dalam keteranganya Catur mengungkapkan rasa dukanya serta mendoakan agar seluruh yang wafat diberi tempat terindah disisi Tuhan YME serta keluarga yang ditinggalkan bisa tabah menghadapi.
“Kami Selaku Korwil MGG Jember mewakili segenap keluarga besar ikut merasakan kehilangan dan merasa ikut berduka atas wafatnya para sahabat kami karyawan nakes RS Bina Sehat,” ungkapnya.
“Semoga mendapat tempat terbaik disisi Allah SWT, sedangkan untuk keluarga yang ditinggalkan semoga tabah dan ikhlas,” jelasnya.
Suasana duka menjepit keluarga besar Rumah Sakit Bina Sehat Jember. Bus yang ditumpangi pegawai rumah sakit tersebut mengalami kecelakaan maut di desa Boto Kecamatan Lumbang Kabupaten Probolinggo.
Delapan nyawa melayang, Tujuh di antaranya meninggal seketika di lokasi kejadian. Seorang korban lainnya sempat mendapat perawatan di RSUD M. Saleh Probolinggo, namun akhirnya tak tertolong.
“Tujuh korban meninggal di lokasi dan satu lagi meninggal di rumah sakit,” ujar Direktur RS Bina Sehat Jember, dr. Faida, Minggu (14/9/2025).
Di ruang pemakaman, tangis keluarga pecah ketika satu per satu nama korban teridentifikasi. Ada Hesty ahli gizi yang dikenal ramah terhadap pasien; Arti, perawat yang penuh dedikasi, juga Hendra bersama istri dan anaknya yang ikut serta dalam perjalanan itu.
Tak ketinggalan, anak dari seorang perawat bernama Maria, yang masih percaya, juga menjadi korban. Atas kejadian itu, RS Bina Sehat bergerak cepat. Belasan ambulans dikerahkan untuk mengevakuasi dan mengantarkan para korban.
Lima unit ambulan milik RS Bina Sehat dan Sebelas ambulans Merah Putih Bina Sehat, Satu ambulan dari RS Al-Huda, Satu dari RS Reda, bahkan sebuah mobil Elf disiapkan khusus untuk mengangkut para penyalin.
Dibalik kesibukan, rasa kehilangan begitu terasa. Rekan-rekan sejawat korban tak kuasa menahan air mata. Mereka kehilangan sahabat, rekan kerja, sekaligus bagian dari keluarga besar rumah sakit.
Tragedi ini tak hanya menjadi luka mendalam bagi keluarga yang ditinggalkan, namun juga meninggalkan duka kolektif bagi dunia kesehatan di Jember. Dari balik pintu rumah sakit yang biasanya menjadi tempat harapan hidup, kini terpancar duka yang Mendalam.(**)