Menu

Mode Gelap

Lampung · 11 Nov 2018 14:26 WIB ·

Akibat Tak Punya Sepatu Yang Sesuai Ke Inginan Kepsek 15 Siswa SMK Nurul Falah Di Pulangkan Tanpa Alas Kaki


Akibat Tak Punya Sepatu Yang Sesuai Ke Inginan Kepsek 15 Siswa SMK Nurul Falah Di Pulangkan Tanpa Alas Kaki Perbesar

Gemasamudra.com,TANGGAMUS | Sebanyak 15 siswa SMK Nurul Falah Pugung Kabupaten Tanggamus semua alas kakinya berupa sepatu di sita pihak sekolah yang dilakukan langsung oleh Kepala sekolah dengan alasan tidak sesuai dengan peraturan yang telah dibuat oleh pihak sekolah, saat mengikuti upacara Peringatan Hari Pahlawan dihalaman sekolah setempat, Sabtu (10/11).

Salah satu siswa yang berinisial AS (17 TH) mengeluhkan apa yang diperbuat oleh pihak sekolah dengan cara mengambil berupa alas kaki sepatu. Disampaikan oleh pihak sekolah kepada semua siswa yang disita sepatunya, bahwasanya sepatu yang dipakai tidak sesuai dengan apa yang sudah ditentukan oleh pihak sekolah. Selanjutnya AS mengatakan, bahwa sepatu miliknya serta kawannya yang lain sementara ditahan oleh pihak sekolah, dengan batas waktu sampai sudah bisa memiliki sepatu yang sudah ditentukan oleh pihak sekolah yakni New Basket.

“Sepatu saya sama kawan-kawan yang lain diambil oleh kepala sekolah, dengan alasan sepatu yang saya dipakai tidak sesuai aturan yang sudah ditentukan pihak sekolah, dan akan dikembalikan setelah saya sudah memiliki sepatu yang sesui keinginan sekolah, Sedangkan sepatu yang saya miliki cuman itu saja mas, itupun sepatu dibelikan oleh ibunya dari hasil kerjanya menjadi pembantu rumah tangga di Jakarta, kalau untuk membeli sepatu baru saat ini orang tua saya belum mampu karena masih banyak kebutuhan buat makan kami berdua sama nenek disini, apalagi saya cuman tinggal dengan nenek yang kerjanya cuman buruh tani”ratapnya AS kepada media ini.

Klik Gambar

Saat dikonfirmasi Kepala SMK Nurul Falah Wahid Fatchurohman melalui sambungan telepon selulernya mengatakan kepada media ini, benar adanya telah melakukan penyitaan alas kaki berupa sepatu milik siswa-siswanya, disebabkan sepatu yang mereka gunakan tidak sesuai dengan ketentuan yang sudah diterapkan oleh pihak sekolah, sedangkan ketentuan tersebut bukan dibuat secara mendadak namun sudah diterapkan di awal tahun, makanya hal tersebut salah satu bentuk kedisiplinan terhadap siswa-siswi SMK Nurul Falah.

Baca Juga :   Senilai 4 Milyar Proyek Milik BPBD Tanggamus Diduga Pengerjannya Secara Asal

” Kami pihak sekolah sudah menghimbau kepada seluruh siswa-siswi SMK Nurul Falah bukan mendadak sekali atau dua kali, serta itupun diharuskan, kemudian sepatu yang mereka pakai itu lebih mahal dari pada sepatu new basket mas, nah makanya sementara kita tahan dulu sampai mereka sudah memakai sepatu new Basket, sedangkan kami sudah beberapa kali memberitahukan agar segera mengganti”kilahnya.

Baca Juga :   Camat Cukuh Balak Segera Panggil Pj Kakon Suka Padang Diduga Sering Berkunjung ke Rumah Janda

Dewasa ini perspektif guru berada pada jalur yang berbeda yaitu perspektif positif dan perspektif negatif.Perpektif positif akan menghasilkan hasil yang positif juga,tentunya harus didasari dengan usaha yang jitu dan kuat,mereka memiliki sistem dan paradigma dalam proses belajar mengajar dan meningkatkan kreativitas siswa.

Guru yang memiliki persepektif positif adalah guru yang diharapkan bangsa dan tanah air yang merancang masa depan murid agar menjadi orang yang sukses dimasa depan dengan etika,ilmu dan skill.Persepektif negatif akan membangun bibit-bibit negatif.Ada banyak guru telah berjalan pada perspektif negatif terbukti saat murid melakukan kesalahan  guru akan menghukum siswa.

Baca Juga :   Program Bantuan Pengadaan Koleksi Buku Perpustakaan Di Sekolah Dasar Diduga Bermasalah

Sekolah  merupakan tempat siswa menimba ilmu pengetahuan dan seharusnya menjadi tempat yang aman bagi siswa.Namun ternyata di beberapa sekolah terjadi kasus kekerasan pada siswa oleh guru.Kekerasan-kekerasan yang dilakukan oleh guru kepada siswa seperti dilempar penghapus dan penggaris,dijemur dilapangan dan dipikul.Disamping itu siswa juga mengalami kekerasan psikis dalam bentuk bentakan dan kata makian.

Kasus kekerasan-kekeraan sangat berlawanan dari peran seorang guru sebagai pendidik ,pengajar dan pembimbing. Indonesia cukup banyak guru yang menilai cara kekerasan masih efektif untuk mengendalikan siswa.Padahal cara ini bisa menyebabkan trauma psikologis,atau siswa akan menyimpan dendam,makin tebal terhadap hukuman,dan cenderung melampiaskan kemarahan dan agresi terhadap siswa lain yang dianggap lemah.lingkaran  negatif ini jika terus berputar bisa melanggengkan budaya kekerasan di masyarakat.(tim)

Facebook Comments Box

Artikel ini telah dibaca 1 kali

badge-check

Editor

Baca Lainnya

SMANDA Menerima Audiensi Dari AJOI Metro

31 Januari 2025 - 13:04 WIB

Sekdakab Pringsewu Ditetapkan jadi Tersangka Korupsi Dana Hibah LPTQ Tahun 2022

30 Januari 2025 - 18:05 WIB

Massa Honorer Demo Kantor Bupati dan DPRD Tuntut P3K

30 Januari 2025 - 17:25 WIB

Patroli Dialogis, Satlantas Polres Lampung Barat Ajak Warga Stop Penggunaan Knalpot Brong.

26 Januari 2025 - 12:08 WIB

Keberadaan Tambang Ilegal di Pekon Hilian Baji Bikin Resah Warga, Rusak Akses Jalan dan Lingkungan

25 Januari 2025 - 18:24 WIB

Bawaslu Pringsewu Gelar Media Gathering Sosialisasi Kerja-Kerja Pengawasan Pilkada 2024

25 Januari 2025 - 14:27 WIB

Trending di Berita Terkini