Tulang Bawang – Akibat di lakukan operasi sesar, hingga dua kali oleh RS Mutiara Bunda yang hingga akhirnya mengerucut ke ranah dugaan adanya Malpraktek yang di ceritakan Rosilawati, yang yang merupakan kakak dari Almarhum Tina Yunita , dan kini ramai menjadi perbincangan publik dari tokoh masyarakat hingga di kalangan lembaga-lembaga Swadaya Masyarakat yang ada di kabupaten Tulang Bawang.Selasa (04/05/2021).
Dugaan tersebut masih menjadi controversial dari sejumlah kalangan maupun dari masing-masing pihak dalam menentukan adanya malpraktek didalamnya, akan tetapi sejauh ini ada fakta-fakta menarik yang bisa di jadikan sebagai refrensi untuk membaca seberapa persen adanya dugaan malpraktek didalamnya dari beberapa masing-masing kutipan narasumber yang sejauh ini angkat bicara.
- Fakta pertama di kutip dari cerita dari kakak korban Rosilawati
Korban bernama Tina Yunita yang awalnya mengalami tanda-tanda akan melahirkan akhirnya pada tanggal 24 Maret 2021 tepat pukul 01.00 malam dilarikan ke R.S Mutiara Bunda, namun ketika sampai di R.S Mutiara Bunda ditunggu hingga jam 06.00 WIB belum ada tanda-tanda akan melahirkan, tepat pukul 09.00 masih belum ada perubahan tanda-tanda akan melahirkan hingga pada akhirnya dokter menyarankan untuk operasi Cesar yang dikhawtirkan Air ketuban pecah karena sudah menutup jalan bayi untuk keluar pada tanggal 25 Maret 2021 pagi , terpaksa harus dilakukan operasi cesar. Kakak korban selaku pendamping menyetujui saran dokter tersebut dengan menandatangani surat pernyataan cesar saat itu juga tanpa berfikir panjang, yang ia fikirkan hanyalah keselamatan sang adik. Pukul 11.00 WIB bayi dikeluarkan dari ruangan operasi, selanjutnya Pada pukul 12.00 WIB korban dipindahkan ruangan pasca oprasi, tak lama kemudian sang kakak menyadari bahwa keadaan adiknya terlihat sangat pucat serta badannya sangat dingin. Karena khawatir, sang kakak menanyakan langsung kepada dokter yang menangani operasi tersebut mengapa keadaan adiknya menjadi seperti ini.
- Lanjut Fakta Lain juga dari cerita Keluarga Korban tentang sudah di lakukan operasi kedua namun operasi tersebut tidak membuat baik pasien.
“Pasien merasakan sesak nafas setelahnya perut pasien terlihat membuncit seperti hamil kembali. Pada pukul 14.29 WIB pasien sempat dinyatakan meninggal, namun tak lama kemudian karena panik akhirnya suster menelpon dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut dari dokter. dokter tersebut mengecek tempat jalannya bayi, dokter melihat darah dan menyatakan adanya pendarahan di dalam. Dokter mengatakan harus operasi pengangkatan rahim saat itu juga. Demi kebaikan sang adik Ibu Rosilawati selaku Kakak pasien menyetujui hal tersebut. Saat kondisi pasien sedikit membaik saat itu juga langsung dilakukannya operasi yang kedua, Sekitar pukul 16.00 WIB pasein kembali dibawa keruangan Operasi karena pendarahan.
- Fakta Ke tiga dari Intruksi Dokter yang menyuruh pulang pasien, yang belum menunjukan tanda-tanda kesehatan sehingga keadaan pasien yang memburuk
“Untuk penanganan perut buncit tersebut Akhirnya dimasukkan selang yang bertujuan untuk mengeluarkan cairan dari dalam perut sekitar 2 ½ Liter cairan yang keluar, Namun perutnya masih buncit. Tak lama setelah nya pihak R.S Mutiara Bunda mengatakan pasien sudah boleh pulang meskipun kondisi pasien belum pulih seutuhnya diperkirakan saat pulang kerumah sekitar pukul 19.00 WIB pada tanggal 31 maret. Saat berada dirumah hal yang dirasakan pasien seperti orang linglung yang tak mengenal kelurganya, kodisi pasien masih memerlukan bantuan sang kakak untuk menompang tubuhnya yang lemas, saat berdiri badannya gemetar. “Adik saya saat pulang tiga malam dirumah kerapkali mengigau, sesak nafas, dan demam tinggi”
- Fakta ke empat ini tentang pengaduan Kakak korban terhadap dokter RS Mutiara Bunda tentang kondisi adiknya yang kian parah namun pihak RS Bunda Mengarahkan Ke RSUD Menggala dengan Kalimat yang janggal.
Pada tanggal 04 April sang kakak kembali menelpon dokter yang mandu saat administrasi dan mengatakan keaadaan pasien yang semakin memburuk saat dipulangkan kerumah, dokter tersebut mengatakan harus ada menanganan lebih lanjut lagi dan menyarankan untuk dilarikan kerumah sakit menggala, namun hal yang mengganjal pihak R.S Mutiara Bunda mengatakan bahwa pasien hanya membawa surat kepulangan tanpa membawa surat rujukan dari rumah sakit tersebut supaya Pihak R.S.U.D Menggala menganggap pasien sakit dari rumah bukan dari pihak R.S Mutiara Bunda.
- Pengakuan Fakta kelima datangnya dari Dokter yang ada di RSUD menggala yang mengaku kaget dari apa yang terjadi pada kondisi pasien.
Pada saat dibawa kerumah sakit Menggala dokter yang berada disana terkejut akan hal yang disampaikan oleh Ibu Rosilawati karena dilakukannya dua kali operasi dalam satu hari. Pada hari senin Dokter R.S.U.D Menggala mendiagnosa pasien tersebut dan mengatakan bahwa organ vital pada pasien sudah rusak. Pasien saat ini mengalami keracunan, penyakit jantung, inveksi paru-paru, serta gagal ginjal, dokter juga mengatakan harapan pasien untuk tetap bertahan hidup hanya 10 % itupun harus dilakukannya cuci darah terlebih dahulu, agar kondisi pasien membaik. Dilakukannya cuci darah tersebut merupakan harapan terakhir bagi pasien untuk bertahan.
- Pengakuan Fakta lain dari pihak RS Mutiara Bunda yang membenarkan adanya pasien tersebut dan sempat di rawat lama, namun kondisi pasien tersebut sempat membuat pihak rumah sakit kebingungan.
“Saya lupa berapa hari pastinya, yang jelas memang pasien itu cukup lama kami rawat, karna setelah operasi kondisi pasien tidak setabil sempat 2 kali henti nafas, 2 kali henti jantung, dalam 2 periode berbeda” Jawab Reza di Ruang Kerjanya.
- Fakta ini pengakuan Dokter reza bahwa pihaknya mengambil keputusan Operasi Cesar dikarenakan menemukan satu indikasi yang mengharuskan Operasi dan Pihaknya menemukan Komplikasi sehingga dilakukannya operasi kedua .
“Kasus ini emang tidak kita duga dari awal, karena pasien itu datang mau melahirkan secara normal, tidak ada indikasi sulit dari awal, rupanya ada satu indikasi kusus yang mengharuskan oprasi sesar. Ternyata ada komplikasi yang sangat tidak kita duga adalah pendarahan, langsung kita lakukan tindakan operasi kedua yaitu pengangkatan rahim, sebagai tindakan penyelamatan nyawa, langsung pulih” Ungkap Dokter reza
- Kunjungan pihak rumah sakit tak lain mengajak Ibu Rolisilawati, untuk berdiskusi bersama dengan pihak dinas kesehatan di rumah sakit, guna memecahkan permasalahan yang dianggap ganjal oleh pihak korban.
“Kami datang kesini bermaksud mengundang keluarga dari almarhum, untuk minta penjelasan, katanya ada sesuatu yang mengganjal, ada sesuatu yang belum di terima.Kita sudah janjian dengan pihak Dinas Kesehatan kita ngobrol bareng juga dengan mereka” Ucap Dokter Reza sebagai perwakilan dari pihak Rumah sakit Mutiara Bunda.(MWD-MGG)