Menu

Mode Gelap

Berita Nasional · 11 Mei 2025 22:18 WIB · waktu baca 2 menit

Viral! Perlakuan Buruk Owner Ummika ke Karyawan Memicu Reaksi Keras Netizen di Facebook


Viral! Perlakuan Buruk Owner Ummika ke Karyawan Memicu Reaksi Keras Netizen di Facebook Perbesar

PRINGSEWU – Polemik dugaan pelecehan dan perlakuan tidak manusiawi terhadap karyawan di Cafe dan Resto Ummika, Pringsewu, Lampung, terus menuai perhatian publik.

Pasca pemberitaan kasus ini menjadi viral, respons netizen pun membanjiri berbagai kolom komentar di media sosial, khususnya Facebook. Mayoritas dari mereka menanggapi dengan nada prihatin hingga sinis, menyentil sikap pihak manajemen yang dinilai arogan dan tidak manusiawi.

Komentar-komentar warganet tersebut mencerminkan keresahan sosial dan simpati terhadap para mantan karyawan yang diduga mengalami tekanan fisik maupun psikis selama bekerja di bawah kepemilikan dua sosok yang disebut berinisial E dan F.

Klik Gambar

Akun Duwek Adja menuliskan, “Turut prihatin atas sikap pihak kafe dan resto. Kasihan yang kerja, gaji nggak seberapa, kerja capek-capek malah dimaki-maki.” Komentar ini mendapat banyak reaksi suka dan setuju dari pengguna lainnya.

Sementara itu, akun Layla Manohara Property menanggapi dengan sindiran tajam, “Waduh, pantesan aja karyawannya judes-judes, karena pemiliknya begitu.” Komentar ini menyinggung bagaimana lingkungan kerja yang toksik bisa berpengaruh langsung terhadap sikap para pegawai saat melayani pelanggan.

Baca Juga :   Tak Manusiawi, Owner Kafe dan Resto Ummika Perlakukan Karyawan Bak Babu

Komentar mencolok juga datang dari akun Manjada Wajada yang menulis singkat namun menyindir, “Akhirnya masuk berita,” seolah sudah mengetahui lebih dulu kondisi internal resto tersebut.

Namun, yang paling menyentuh datang dari akun Arum Kusumawati yang mengklaim bahwa adiknya sendiri pernah bekerja di Cafe dan Resto Ummika. “Memang fakta, adik saya pernah kerja di situ dua minggu nggak digaji. Katanya gajinya di-shodaqoh-in ke panti karena kerja belum sebulan. Ngasih makannya juga nggak manusiawi,” tulisnya. Unggahan tersebut sontak mengundang simpati dan kemarahan netizen lainnya.

Netizen lain, Rizki Wibowo, menyentil ironi jam kerja yang panjang dengan bayaran yang tak sepadan. “Kerja jam 11 siang sampai 12 malam plus dimaki-maki. Kalau gajinya kayak di Jepang sih nggak apa-apa,” tulisnya dengan nada sarkastik.

Fenomena ini memperlihatkan bagaimana media sosial menjadi ruang publik digital yang kuat dalam menyuarakan ketidakadilan.

Tanggapan-tanggapan netizen bukan hanya menunjukkan keresahan, tetapi juga menjadi bentuk pengawasan sosial terhadap praktik usaha yang diduga menyimpang dari nilai kemanusiaan.

Baca Juga :   Aliansi Masyarakat Pekon Sukaratu Unjuk Rasa Depan Kantor Bupati Pringsewu

Respons publik juga memperlihatkan bahwa narasi “kami siap diklarifikasi” dari pihak owner F sebelumnya tidak cukup meredam kemarahan netizen. Alih-alih terbuka, nada intimidatif terhadap jurnalis yang hendak mengungkap kebenaran justru memantik gelombang empati lebih besar dari masyarakat.

“Apakah beritanya sudah A1? Udah hebat apa?, ” cetus owner F kepada media ini, Minggu (11/5/2024) melalui sambungan telepon.

Sikap reaktif tanpa klarifikasi tertulis dan terukur dari manajemen Ummika semakin menguatkan dugaan publik bahwa ada hal yang perlu dibenahi secara serius di internal usaha tersebut.

Berbagai komentar yang terus bermunculan di media sosial menegaskan satu hal: bahwa publik tidak lagi diam. Media sosial kini menjadi panggung pengaduan masyarakat yang merasa tak punya ruang di forum formal. Saat suara-suara korban mendapat ruang, dan pihak yang berkuasa justru marah atas pemberitaan, pertanyaan besar muncul, siapa sebenarnya yang harus dikoreksi.

Terbaru, eks karyawan Ummika berinisial DM juga mengamini perilaku buruk owner Ummika. Seringkali memberikan peraturan yang tidak manusiawi seperti memberikan denda jika telat mematikan lampu dan karyawan telat mandi.

Baca Juga :   18 Personel Polres Tulang Bawang Naik Pangkat di Momen Hari Bhayangkara Ke-74

“Aku belum genap sebulan pas kerja di Ummika. Kerja di situ aneh masa telat matiin lampu didenda 100 ribu, mandi telat didenda 100 ribu. Kan gak nyambung,” kata DM melalui voice note.

DM juga menceritakan saat itu dirinya dan 7 karyawan lain hanya diberi jatah Rp30 ribu untuk makan selama seminggu. Keadaan itu memaksa dirinya memutar otak membeli kebutuhan makanan agar cukup untuk 8 orang.

“Jadi saya setiap subuh ke pasar terminal buat beli kangkung dan kacang supaya cukup makan seminggu. Cuma sekali makan enak waktu itu makan ikan lele goreng doang, ” ucapnya.

Parahnya, owner Ummika juga memerintahkan karyawannya untuk mencuci ulang gelas plastik dan sterofoam bekas pelanggan.

“Kalau ada event-event band itu kami dipaksa nyuci gelas plastik dan piring sterofoam. Belum lagi saos-saos sachet yang udah dibuang ke tempat sampah, kita disuruh mungutin lagi, ” tutupnya. (*)

Facebook Comments Box

Artikel ini telah dibaca 1,437 kali

Baca Lainnya

DPRD Tubaba Menggelar Rapat Paripurna

26 Mei 2025 - 05:59 WIB

Diserbu 2000 Pendaftar dari Seluruh Indonesia, IDEA Genjot Ekspansi Cabang dengan Gandeng Harris Suites Puri Mansion

23 Mei 2025 - 21:13 WIB

Program Poskestren di Pondok Pesantren Riyadhotul Ulum Diresmikan Oleh Bupati Lamtim

23 Mei 2025 - 20:44 WIB

Tekab 308 POLRES Metro Temukan Mobil yang Hilang di Steam, Pelaku Masih DPO

23 Mei 2025 - 17:44 WIB

Penemuan Mayat Pinggir Jalan Kondisi Mulut Berbusa Menggemparkan warga Sumbersari

23 Mei 2025 - 11:42 WIB

Bupati,Wakil Bupati Dan Pengurus DPC GRANAT Lamtim Bebas Narkoba

22 Mei 2025 - 20:37 WIB

Trending di Berita Terkini