Menu

Mode Gelap

Berita Indonesia · 23 Apr 2022 20:05 WIB ·

Tampilkan Berbagai Kesenian, Presentasi Sekolah Seni Tubaba Berlangsung Semarak


Tampilkan Berbagai Kesenian, Presentasi Sekolah Seni Tubaba Berlangsung Semarak Perbesar

Gemasamudra.com

Tubaba (GS) Presentasi Sekolah Seni Tulang Bawang Barat (Tubaba) tahun 2022 berlangsung semarak.

Pasalnya, presentasi tersebut diikuti oleh ratusan pelajar dari kabupaten setempat yang dilatih oleh Sekolah Seni Tubaba, Sabtu (23/4) sore, di Kawasan Tiyuh-tiyuh, Uluan Nughik, Tubaba. Selain menampilkan kelas-kelas yang biasa dilakukan tahun sebelumnya, seperti teater, tari, musik dan seni rupa, ada penambahan program tambahan berupa pementasan karya sastra dan aktivasi peralatan musik modern dan tradisional.

Klik Gambar

Direktur Sekolah Seni Tubaba Semi Okta Anggara mengatakan, keberadaan Sekolah Seni Tubaba tidak bermaksud mendorong peserta didik menjadi seniman, melainkan menjadikan proses kesenian untuk pengembangan diri.
” Dengan proses kesenian kualitas hidup seseorang akan lebih baik,” ungkapnya.

Semi menambahkan, Sekolah Seni Tubaba sendiri merupakan program non formal Pendidikan kesenian yang didukung Pemda Tubaba melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan.

“Program ini secara konsisten telah digelar selama tujuh tahun. Metode pengembangan diri melalui Pendidikan kesenian seperti ini, mungkin satu-satunya yang dilakukan oleh sebuah pemerintah daerah di Indonesia,” paparnya.

Sementara, Bupati Tubaba, Umar Ahmad, mengapresiasi Presentasi Sekolah Seni Tubaba. Menurut Umar, pelatihan kesenian di Sekolah Seni Tubaba adalah merupakan salah satu jalan pulang ke masa depan.

“Sebuah visi metaforik Tubaba untuk memperbaiki kualitas kota dalam berbagai aspek,” ucap Umar.

Pertunjukan musik jimbe menjadi pembuka acara. Para pemain yang rata-rata berusia sekolah dasar dan menengah tampil di bawah arahan Yoyon Gideon, seniman asal Tiyuh Pulung Kencana.

Baca Juga :   Heboh! Keluhan Warga Net Tulang Bawang Terkait Abu Pembakaran Tebu Viral di TikTok

Posisi penampilan berjejer mengkuti di jalan setapak, tepat di samping sekertariat Tubaba Cerdas, penampilan dengan membawakan instrumen musik asal Brazil, berfungsi sebagai musik pembuka (overture), menyambut kedatangan tamu, termasuk Bupati Tubaba dan rombongan.

Selanjutnya di area utama, ampi teater Tiyuh-tiyuh berturut-turut digelar pementasan Tari Nenemo, Kecapi dan Biola. Tari Nenemo dibawakan oleh 16 penari generasi baru, di bawah arahan Kiki Windarti, seorang penari asal Tiyuh Panaragan, yang telah lama aktif di Sanggar Pakem dan terlibat dalam kerja-kerja kepenarian bersama Sekolah Seni Tubaba.

Komposer Romy Jaya Saputra, memfasilitasi pelatihan dua instrument musik: kecapi dan biola. Penampilan musik kecapi terbagi ke dalam kelompok (utara dan selatan Tubaba), pembawaan alat musik dari Jawa Barat tersebut terdengar lirih, membuat suasana pertunjungan terkesan lebih khusyuk.

Pertunjukan musik biola membuat para penonton terpukau, baru satu dua nada instumen musik asal Italia tersebut langsung membuat ratusan penonton bertepuk tangan. Komposisi biola membawakan lagu Can Help Falling in Love with You, besutan Elvis Presley. Pada akhir pementasan penonton semakin berdecak kagum saat penyanyi Euniqe Gracia turut berkolaborasi dengan membawakan lagu “ Cinta untuk Mama” yang pernah dipopulerkan oleh Kenny dan Vidi Aldiano.

Di Jembatan Bidadari, bersama komposer Edhitiya Rio sekitar 52 anak memainkan dua instrumen musik Lampung, yaitu serdam dan cetik. Serdam, instrumen musik tiup yang identik dengan suasana bukit di Lampung Barat, bukan hal baru di Tubaba. Tahun lalu serdam pernah dibawakan dalam kegiatan yang sama. Sedangkan cetik, instrumen tradisional Lampung baru dibawakan pada tahun ini. Sementara Tubaba sendiri telah menciptakan instrument musik Q-thik yang merupakan pengembangan dari cetik.

Baca Juga :   AMPD Desak Bawaslu Lamteng Telusuri Keterlibatan Wali Kota Metro dalam Kampanye Musa-Dito

Dalam bidang seni, Film Aufaris Opaw menayangkan sebuah film animasi pendek tentang anak petani yang bercita-cita pergi ke langit. Ada gambaran pohon-pohon karet, menunjukan seorang anak petani karet yang bercita-cita tinggi. Sedangkan para peserta kelas film, menayangkan karya film dokumenter mini mereka dengan menggarap program-program pelatihan kesenian di Sekolah Seni Tubaba.
Dalam film tersebut, selain kita menyaksikan Teknik-teknik sinematik, kita juga mendapatan informasi-informasi penting terkait berjalannya program Sekolah Seni Tubaba tahun 2022.

Bersama Seniman Suvi Wahyudianto, para peserta kelas seni rupa belajar lebih mengenali lingkungan hidup di sekitarnya. Dipilihlah karet. Kemudian mereka melalukan riset sederhana tentang komoditi pertanian yang dominan tersebut. Hasilnya adalah sebuah pameran mini bertajuk “Perjalanan Karet”. Pameran kali ini bisa dibilang di luar kebiasaan, yang biasanya hanya memamerkan karya-karya seni Lukis di atas kanvas. Pameran kali ini menggunakan media campuran: ada gambar di atas kertas, lukisan di atas karung goni, sktesa, instalsasi mainan anak, potret diri di atas kertas, gambar di atas benda pakai, fotografi, video dan teks naratif. Yang juga menarik adalah bagaimana para peserta yang berasal dari Sekolah Luar Biasa (SLB) Tubaba menunjukan kemampuan teknis dan tematik yang semakin meningkat. Tidak ada perbedaan kemampuan antara peserta non difabel dan difabel.

Baca Juga :   Pengadilan Negeri Menggala Meningkatkan Pelayanan Pemberian Informasi Secara Efektif dan Efisien

Dua program, musik dan teater, berkolaborasi membuat satu pementasan teater musikal. Bukan kebetulan tahun ini kelas teater menitik beratkan pada materi vokal, selain materi yang bersifat kebertubuhan (sirkus), materi ini berkorelasi dengan kelas musik yang juga mengembangkan kemampuan dalam menyanyi.

Walhasil kita saksikan pertunjukan pendek yang manis, memang belum menunjukan satu teater musikal yang lengkap dan megah seperti kita saksikan di kota-kota besar. Tapi dari pertunjukan pendek, yang mirip puzzle-puzzle adegan tersebut. Sepanjang pertunjukan penonton dibuat terhibur dan berdecak kagum pada polah tingkah anak-anak yang piawai akting dan menyanyi tersebut. Kelas ini merupakan difasilitasi oleh Chandra Purwakanti dan Ismail, dengan supervisi Andika Ananda.

Persembahan terakhir dalam kegiatan ini adalah pertunjukan musik oleh Kim School, dua belas anak membawakan tiga lagu, merupakan hasil pelatihan kerjasama antara Sekolah Seni Tubaba dan Kim School yang merupakan asuhan seniman Kim Commanders (Gunung Agung). Salah satu lagu yang dibawakan adalah “Children With No Land” karya legendaris Kim Commanders yang pernah bertengger di tangga lagu dunia Reverbnation ( 2013).  (*/Red)

Facebook Comments Box

Artikel ini telah dibaca 2 kali

Baca Lainnya

tindakan arogan oknum dalam penagihan hutang pada nasabah

20 April 2025 - 10:25 WIB

Di Duga Tindakan Arogan oknum Penagih Utang BTPN Syariah

19 April 2025 - 18:19 WIB

Realisasi DD Tiyuh Pulung Kencana Tubaba Tahap satu Anggaran Tahun 2025 Selesai Dikerjakan

19 April 2025 - 15:19 WIB

Potong Kerbau, Ribuan Pendukung Qodham Gelar Doa Bersama

17 April 2025 - 11:53 WIB

Mantan Bupati Lamtim Akhirnya Ditetapkan Tersangka Dugaan Korupsi Proyek Pagar Rumdis

17 April 2025 - 10:28 WIB

Keruk APBD Ratusan Juta, Toilet yang Dibangun oleh Disporapar Pringsewu Mangkrak

17 April 2025 - 09:27 WIB

Trending di Berita Indonesia