Pringsewu | Guna mewujudkan layanan pendidikan inklusi dan kesetaraan, Unit Layanan Disabilitas (ULD) Universitas Muhammadiyah Pringsewu (Umpri) gelar focus group discussion (FGD). Hal tersebut digelar untuk menjaring masukan dari komunitas disabilitas dan juga stakeholder terkait, Kamis (5/11) di aula FKIP Umpri.
Ketua ULD Umpri Arum Arupi Kusnindar, S.E., M.B.A mengatakan, pihaknya ingin perguruan tinggi benar-benar memberikan layanan pendidikan inklusi, dan menjunjung tinggi kesetaraan. Dan untuk itu diperlukan masukan dari stakeholder seperti Dinas Sosial, Dinas Pendidikan , termasuk dari teman-teman disabilitas.
” Kita membuka diri terhadap disabilitas, kita ingin semua layanan baik akademik, dan non akademik itu juga disesuaikan dengan mereka,” kata Arum.
Kemudian, lanjut Arum, ULD milik Umpri sendiri baru terbentuk sejak Maret lalu, dan memiliki bagian akademik dan non akademik. ULD Umpri juga melatih juru bahasa isyarat
dan melakukan pendampingan kepada mahasiswa nanti yang berkuliah di dalam proses perkuliahannya maupun kegiatan kemahasiswaannya.
“Kami ingin ULD ini nantinya punya kiprah sehingga teman-teman disabilitas yang berkuliah di Umpri memiliki kakak asuh,” lanjut dia.
Arum berharap, teman-teman disabilitas semakin terbuka kesempatan untuk mengikuti atau mengenyam pendidikan sampai dengan jenjang yang sama seperti teman-teman normal.
“Kalau temen-temen yang normal sampai S3 ya mereka teman-teman disabilitas akan diberikan kesempatan sampai jenjang S3 juga,” harap dia.
Sementara itu, Wakil Rektor III Umpri Afrizal, S.H., M.H.I., mengapresiasi kegiatan positif yang digelar oleh ULD. Menurut dia, tingkat kepekaan teman-teman disabilitas jauh lebih tinggi daripada teman-teman yang normal. Sehingga ia berharap pendidikan inklusi ini harus didorong oleh pemerintah daerah sampai pusat dan lembaga pendidikan sesuai dengan peraturan yang harus mengakomodir.
” Maka Umpri kedepan sudah siap menindaklanjuti aturan bahwa anak disabilitas punya hak mendapatkan pendidikan yang baik. Tahun 2025 kami membuka pendaftaran secara resmi ada jalur untuk disabilitas,” ucap Afrizal usai membuka kegiatan FGD bertema
“Peran ULD dalam Mewujudkan Layanan Pendidikan Inklusi dan kesetaraan”.
Kegiatan FGD dilanjutkan dengan diskusi yang dilakukan oleh ULD, Dinsos, Disdik dan Aisyah serta melibatkan Kepsek SLB Pringsewu , teman-teman tuli, teman dengar, tunadaksa, Yayasan Dua Ribu perduli, PKDP, dan NPCI.