Pringsewu (GS) Puluhan guru SMA dari 17 sekolah negeri maupun swasta yang ada di Kabupaten Pringsewu mengikuti “Sosialisasi Stop violence Against Womens and Human Trafficking”, dalam rangka memperingati Hari Perempuan Sedunia 2022.
Acara tersebut digelar oleh jaringan masyarakat menentang perdagangan orang (JMMPO), justice, peace, integrity of cretion (JPIC) dan rumah perempuan dan anak (RPA) Kabupaten Pringsewu.
“Kegiatan ini kami sasarkan ke guru-guru tingkat SMA karena mereka jadi garda terdepan untuk mensosialisasikan ke anak didiknya,” kata Ketua JMMPO Kabupaten Pringsewu Suster Katarina, Sabtu (12/3) di Griya Anselma, Kelurahan Pringsewu Selatan.
Apalagi, lanjut dia, seperti yang kita ketahui, korban trafficking adalah remaja yang putus atau baru lulus sekolah. “Biasanya korban trafficking juga menyasar kepada remaja dari ekonomi rendah yang tidak bisa melanjutkan kuliah maka pilihannya adalah bekerja. Dan akhirnya mereka yang tidak punya pilihan itu banyak terjerat bujuk rayu tindak pidana perdagangan orang (TPPO),” lanjutnya.
Guru-guru yang notabene merupakan guru bimbingan konseling serta pembina OSIS tersebut diharapkan mempraktekkan hasil sosialisasi lika-liku human tracfficking dan kesetaraan gender di sekolah masing-masing dengan target 20 siswa-siswi kelas X dan XI.
Sesudah sosialisasi, guru menawarkan atau memilih 4-5 orang untuk didampingi mengikuti lomba mengarang/ narasi tentang kasus human trafficking,
end human trafficking, imbauan untuk waspada terhadap pelaku trafficking,
stop segala bentuk kekerasan dan bias gender, serta membuat narasi kekerasan/ pelecehan seksual di lingkungan sekolah.
Nantinya, peserta didik yang menjadi juara 1, 2, dan 3 serta harapan 1, 2, dan 3 dalam lomba narasi kekerasan/ pelecehan seksual akan menjadi narasumber di talkshow melalui webinar dengan peserta seluruh siswa-siswi di tingkat SLTA seluruh Kabupaten Pringsewu. “Harapannya, guru bisa menjadi garda terdepan untuk mensosialisasikan stop segala bentuk kekerasan dan mengakhiri jual beli manusia yang paling efektif,” tambahnya.
Salah satu peserta sosialisasi Sri Wijiastuti sangat mengapresiasi dan mendukung acara ini. Menurutnya, hal ini pas sebagai momentum menanggapi maraknya kasus kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak. “Karena di beberapa tempat ada kasus anak yang harus putus sekolah karana kehamilan di luar nikah,” ungkapnya.
Senada, Abdul Kadir guru dari SMKN 1 Ambarawa akan segera mensosialisasikan materi yang didapatkan hari ini kepada peserta didiknya.” Kalau saat ini saya ditunjuk oleh sekolah itu sangat bagus sekali, saya sangat mendukung. Dan materi yang hari ini diberikan insyaallah akan kami sosialisasi ke murid-murid,” ucap dia.
Penulis : (Redaktur)