Menu

Mode Gelap

Bandar Lampung · 17 Nov 2023 23:10 WIB ·

Gapeksindo Lampung Soroti Indikasi Kecurangan dalam Lelang Proyek RSPTN Unila


Foto : Istimewa Perbesar

Foto : Istimewa

“Agar proses lelang RSPTN Unila ini dapat berjalan dengan jujur dan tidak ada praktik Korupsi

Bandar Lampung – Pengadaan barang dan jasa oleh Pokja (Kelompok Kerja) Universitas Lampung (Unila) dalam lelang fisik Rumah Sakit Perguruan Tinggi Negeri (RSPTN) Unila menuai kritik dari berbagai pihak, termasuk Gabungan Perusahaan Konstruksi Nasional Indonesia (Gapeksindo) Lampung.

Pembina Gapeksindo Lampung, Doni Barata, mengungkapkan bahwa terjadi beberapa penyimpangan prosedur dalam lelang tersebut, seperti rapat penjelasan kantor dan lapangan yang tidak dihadiri oleh Pokja dan konsultan perencana.

Klik Gambar

Dampaknya, rekanan lokal tidak bisa menyerahkan surat jaminan penawaran atau surat pernyataan jaminan penawaran berupa Bank Garansi atau Letter of Credit kepada Pokja. Akibatnya, rekanan yang diduga akan digugurkan oleh Pokja terpaksa mengirimkan dokumen Letter of Credit melalui jasa kurir.

Baca Juga :   Masyarakat Pesisir Barat Terdampak Covid 19 Terima Bantuan Beras Cadangan Pangan

“Kami dari Gapeksindo Lampung sudah bersurat kepada beberapa pihak yang diantaranya berisikan himbauan, agar proses lelang RSPTN Unila ini dapat berjalan dengan jujur dan tidak ada praktik Korupsi didalamnya,” ungkap Doni Barata.

Menanggapi hal tersebut, Sekretaris Ikatan Keluarga Alumni dan Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Lampung Adi Gayuh Kartiko menghimbau Rektor Unila dan tim yang terlibat dalam lelang proyek agar tidak main-main dalam lelang RSPTN.

Baca Juga :   HUT Satpol PP dan Satlinmas, Gubernur Arinal Sampaikan Pesan Mendagri

“Jadi semoga peristiwa kelam kemarin tidak kembali terulang di Unila,” ujar Adi Gayuh.

Ia menambahkan bahwa pinjaman lunak Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank/ADB) kepada Unila untuk pembangunan rumah sakit perlu dikerjakan secara profesional dan jujur. Jika terjadi indikasi KKN, pihak Unila akan menghadapi masalah di kemudian hari.

“ADB sebagai pemberi pinjaman… sangat anti dengan ada nya KKN, maka dalam dokumen harus dibuktikan kepemilikan saham yang sama Sesuai UU no 19 tahun 2003 tentang saham kepemilikan BUMN sebesar 51 persen yang dimiliki pemerintah dan ini merupakan kepemilikan bersama,” tutur Adi Gayuh.(hmz)

Facebook Comments Box

Artikel ini telah dibaca 17 kali

badge-check

Editor

Baca Lainnya

Kades Lojejer Tegaskan TKD Masih Milik Desa: “Ini Sudah Cerita Lama dan Jelas Secara Hukum”

7 November 2025 - 12:16 WIB

Hari Jadi ke-30, Kecamatan Ajung Gelar Tasyakuran: TNI–Polri dan Pemerintah Daerah Mantapkan Sinergi

7 November 2025 - 12:03 WIB

Merasa Dilecehkan Saat Liputan, Tiga Jurnalis di Jember Tempuh Jalur Hukum

7 November 2025 - 05:24 WIB

Berhasil Ungkap 212 Kasus 89 Tersangka, Press Conference Polres Jember Raih Peringkat 3 Polda Jatim.

6 November 2025 - 16:46 WIB

Pelayanan Desa Tanggul Wetan Lumpuh, Perangkat Mogok Kerja Tuntut Pembentukan PJ Kepala Desa

5 November 2025 - 19:38 WIB

Menko Pangan Zulkifli Hasan Apresiasi Mitra Tani 27: Perkuat Hortikultura dan Ekspor Nasional

5 November 2025 - 19:34 WIB

Trending di Berita Nasional