Pringsewu| Pemerintah Kabupaten Pringsewu melalui Dinas Kesehatan setempat berupaya agar angka menyusui eksklusif bisa meningkat. Hal ini bertujuan untuk mencegah angka stunting.
Kabid Kesmas Dinkes Pringsewu diwakili Subkoordinator Kesehatan Keluarga dan Gizi Tri Nova mengatakan, keberhasilan menyusui perlu dukungan dari semua pihak terutama keluarga.
“Sebenarnya kalo dilihat dari target hanya 55 persen, tetapi berbicara ibu menyusui harusnya semua ibu menyusui minimal ASI eksklusif, ” kata Tri Nova, Senin (20/1).
Selain itu pihaknya juga intens melakukan edukasi ke ibu menyusui lewat posyandu dan puskesmas yang ada di masyarakat.
“Kami juga edukasi tentang ASI eksklusif ke ibu menyusui yang ada di Pringsewu melibatkan Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) Propinsi Lampung, ” tambahnya.
Kemudian untuk membantu, mendampingi dan mengarahkan agar ibu berhasil menyusui, Dinkes Pringsewu juga memiliki konselor laktasi yang sudah dilatih. Terdata, ada 20 orang yang aktif menjadi konselor laktasi di Kabupaten Pringsewu.
“Selama dia (bidan, red) masih di ruang KIA ya dia masih bertugas juga sebagai konselor menyusui. Untuk konselor menyusui bisa dijumpai di RS, dinas dan puskesmas, ” beber dia.
Tri Nova juga mengungkapkan, keberhasilan ASI eksklusif dimulai dari inisiasi menyusui dini (IMD), yang mana, IMD ini dimulai pada saat setelah melahirkan.
“Kami para tenaga kesehatan berupaya untuk melaksanakan IMD. Setelah itu kami juga melalukan perawatan untuk menyusui. Bagi ibu yang sedang hamil dan akan melahirkan jangan takut ASI tidak keluar, sebab dari kehamilan 8 bulan payudara telah memproduksi ASI. Terpenting ibu hamil dan menyusui harus makan dengan gizi seimbang, ” ucapnya.
Dinkes juga mendorong Perda ASI bisa segera direalisasikan oleh DPRD setempat, apalagi Pringsewu dinobatkan sebagai salah satu kabupaten layak anak (KLA).
“Mudah-mudahkan Perda ASI segera direalisasikan karena karena sudah dua tahun diajukan tapi masih stuck,” tutupnya.