Pringsewu| Pemerintah Kabupaten Pringsewu melalui Dinas Kesehatan setempat gelar Workshop Implementasi Layanan Kesehatan Remaja.
Kegiatan tersebut digelar berdasarkan petunjuk teknis Posyandu Remaja dengan integrasi layanan primer, Kamis (24/7) di aula Regency Hotel, diikuti oleh belasan peserta dari puskesmas yang ada di Kabupaten Pringsewu.
Plt. Kadinkes Pringsewu Hasan Basri dalam sambutannya mengatakan, kesehatan remaja adalah fondasi penting dalam pembangunan sumber daya manusia yang unggul. Remaja sebagai kelompok usia produktif memiliki potensi besar, namun juga rentan terhadap berbagai risiko kesehatan, mulai dari anemia, gizi kurang, stunting lanjutan, penyalahgunaan zat, pernikahan dini, hingga masalah kesehatan jiwa dan kekerasan berbasis gender.
“Melalui petunjuk teknis pelaksanaan Posyandu Remaja yang telah disusun oleh Kemenkes, pemerintah memberikan arah dan pedoman agar pelayanan kesehatan remaja bisa dilakukan secara lebih sistematis, terstruktur, dan partisipatif, ” ujarnya.
Hasan berharap, Posyandu Remaja menjadi wadah strategis diantara lain, yakni, memberikan edukasi kesehatan dan konseling, menyediakan layanan deteksi dini seperti pemeriksaan anemia, status gizi, kesehatan mental, dan kesehatan reproduksi. Serta mengembangkan keterlibatan remaja dalam kegiatan promotif dan preventif, serta menghubungkan langsung remaja dengan layanan primer, khususnya Puskesmas dan jaringannya.
”Dalam konteks integrasi layanan primer, kita mendorong agar Posyandu Remaja tidak berdiri sendiri, namun menjadi bagian dari sistem layanan yang menyatu dengan UKM Esensial, program kesehatan keluarga, gizi, kesehatan lingkungan, hingga pelayanan rujukan bila diperlukan,” lanjutnya.
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan, saat ini baru ada 101 jumlah posyandu remaja yang aktif dan berkelanjutan. Oleh karena itu, melalui workshop ini kita harapkan terjadi peningkatan kapasitas SDM dalam memahami dan mengimplementasikan petunjuk teknis, kemudian penyamaan persepsi antar lintas sektor dan lintas program, serta penyusunan rencana kerja lintas tim agar layanan ini dapat dikembangkan di seluruh wilayah kecamatan, dan komitmen bersama dalam membina dan memfasilitasi peran serta remaja secara aktif.
“Kami juga mendorong agar kegiatan Posyandu Remaja dilengkapi dengan pencatatan dan pelaporan yang terintegrasi melalui sistem informasi Puskesmas dan pelaporan Dinas Kesehatan, sehingga keberhasilannya dapat dimonitor dan dievaluasi secara berkelanjutan,” harapnya.
Diketahui, Posyandu Remaja merupakan inovasi pelayanan kesehatan yang bersifat komunitas, dikelola bersama antara tenaga kesehatan, kader, dan remaja. Posyandu Remaja memberikan ruang aman dan inklusif bagi remaja antara lain untuk menerima edukasi kesehatan secara langsung dan menyenangkan, mendeteksi dini gangguan kesehatan seperti anemia, obesitas, masalah mental, serta menerima layanan dasar seperti konseling, pemberian tablet tambah darah (TTD), hingga skrining kesehatan reproduksi dan terlibat aktif sebagai kader dan penggerak perubahan.
Hasan menegaskan, Posyandu Remaja perlu menjadi bagian dari siklus pelayanan Puskesmas melalui dukungan supervisi dan pendampingan dari tim UKM, dukungan pencatatan dan pelaporan ke dalam sistem kesehatan nasional. Serta kolaborasi dengan program lain seperti UKS, Kesehatan Jiwa, Gizi, dan Promosi Kesehatan, dan pemberdayaan kader remaja dan penguatan peran sekolah serta keluarga.
”Mari kita wujudkan generasi remaja yang sehat fisik, kuat mental, cerdas, dan berdaya untuk menyongsong Indonesia Emas 2045,” tutupnya.