Pringsewu| Dinas Kesehatan Pringsewu gelar Workshop penyelidikan Epidemiologi Malaria, Kamis (30/10) di aula dinas setempat. Plt. Kadinkes Imanda Amin melalui kepala Subkor P2PM Herlambang Sunendar mengatakan, malaria merupakan penyakit menular yang dapat muncul kembali di wilayah yang sudah bebas jika terdapat mobilitas penduduk (migrasi) dari daerah endemis.
”Mobilitas ini menjadi tantangan utama dalam mempertahankan status bebas malaria dan mencapai eliminasi secara nasional, ” ujarnya.
Lebih lanjut, Herlambang menyebut surveilans migrasi malaria adalah sistem pemantauan yang bertujuan untuk mendeteksi dan mencegah penularan malaria akibat perpindahan penduduk dari dan ke wilayah berisiko.
” Penguatan surveilans migrasi menjadi salah satu komponen penting dalam strategi eliminasi malaria nasional 2030,” lanjut dia.
Dalam upaya eliminasi malaria, kecepatan dan ketepatan respon terhadap setiap kasus malaria menjadi kunci utama. Salah satu strategi nasional yang diterapkan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia untuk memperkuat sistem surveilans malaria adalah strategi 1-2-5, yaitu pendekatan waktu pelaporan, verifikasi, dan penyelidikan epidemiologi kasus malaria secara berjenjang dan terukur.
“Strategi ini bertujuan untuk memastikan bahwa setiap kasus malaria yang ditemukan dapat segera ditindaklanjuti agar tidak menimbulkan penularan baru di masyarakat,” tambahnya.
Herlambang berharap, dengan adanya kegiatan ini, semua puskesmas mampu melaksanakan PE Malaria 1-2-5 dan Pencatatan pelaporan pada E-sismal secara tepat waktu. (*)
#zeromalaria#stopmalaria #dinkespringsewu #2025






