Tulang Bawang – Tina Yunita korban mal praktik, warga kampung Lebuh Dalem Kecamatan Menggala Timur. Saat tim telusuri ketempat kediaman korban mal praktek, kakak korban bernama Rosilawati menceritakan Kronologis kejadian tragis yang menimpa adik ketiganya tersebut. Korban bernama Tina Yunita yang awalnya mengalami tanda-tanda akan melahirkan akhirnya pada tanggal 24 Maret 2021 tepat pukul 01.00 malam dilarikan ke R.S Mutiara Bunda, namun ketika sampai di R.S Mutiara Bunda ditunggu hingga jam 06.00 WIB belum ada tanda-tanda akan melahirkan, tepat pukul 09.00 masih belum ada perubahan tanda-tanda akan melahirkan hingga pada akhirnya dokter menyarankan untuk operasi Cesar yang dikhawtirkan Air ketuban pecah karena sudah menutup jalan bayi untuk keluar pada tanggal 25 Maret 2021 pagi , terpaksa harus dilakukan operasi cesar. Kakak korban selaku pendamping menyetujui saran dokter tersebut dengan menandatangani surat pernyataan cesar saat itu juga tanpa berfikir panjang, yang ia fikirkan hanyalah keselamatan sang adik. Pukul 11.00 WIB bayi dikeluarkan dari ruangan operasi, selanjutnya Pada pukul 12.00 WIB korban dipindahkan ruangan pasca oprasi, taklama kemudian sang kakak menyadari bahwa keadaan adiknya terlihat sangat pucat serta badannya sangat dingin. Karena khawatir, sang kakak menanyakan langsung kepada dokter yang menangani operasi tersebut mengapa keadaan adiknya menjadi seperti ini “hal ini biasa yang sering dialami kebanyakan pasien pasca operasi” Ujar dokter tersebut.
Sekitar 13.00 WIB pasien kembali dipindahkan dikamar melati, saat berada diruangan tersebut pasien merasakan sesak nafas setelahnya perut pasien terlihat membuncit seperti hamil kembali. Pada pukul 14.29 WIB pasien sempat dinyatakan meninggal, namun tak lama kemudian karena panik akhirnya suster menelpon dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut dari dokter. dokter tersebut mengecek tempat jalannya bayi, dokter melihat darah dan menyatakan adanya pendarahan di dalam. Dokter mengatakan harus operasi pengangkatan rahim saat itu juga. Demi kebaikan sang adik Ibu Rosilawati selaku Kakak pasien menyetujui hal tersebut. Saat kondisi pasien sedikit membaik saat itu juga langsung dilakukannya operasi yang kedua, Sekitar pukul 16.00 WIB pasein kembali dibawa keruangan Operasi karena pendarahan. Sekitar 3 jam jeda pasca operasi melahirkan selanjutnya melakukan operasi kembali yang diakibatkan karena pendarahan, setelah usai, pada saat magrib keluarga diberikan kantung plastic yang berisikan rahim dari sang adik
keadaan pasien tidak sadarkan diri hingga Pukul 21.00 WIB, selang beberapa menit sang adik sempat sadarkan diri sempat buang angin dua kali, pada malam itu juga dipindahkan ke kamar melati kembali , kondisi pasien saat itu masih dalam keadaan koma dan keadaan perut buncit. Saat itu dokter mengatakan hal demikian diakibatkan mobilisasi karena pasien kurang melakukan gerakan pasca operasi. Untuk penanganan perut buncit tersebut Akhirnya dimasukkan selang yang bertujuan untuk mengeluarkan cairan dari dalam perut sekitar 2 ½ Liter cairan yang keluar, Namun perutnya masih buncit. Tak lama setelah nya pihak R.S Mutiara Bunda mengatakan pasien sudah boleh pulang meskipun kondisi pasien belum pulih seutuhnya diperkirakan saat pulang kerumah sekitar pukul 19.00 WIB pada tanggal 31 maret. Saat berada dirumah hal yang dirasakan pasien seperti orang linglung yang tak mengenal kelurganya, kodisi pasien masih memerlukan bantuan sang kakak untuk menompang tubuhnya yang lemas, saat berdiri badannya gemetar. “Adik saya saat pulang tiga malam dirumah kerapkali mengigau, sesak nafas, dan demam tinggi” Ucap Ibu Rosilawati selaku kakak korban.
Pada tanggal 04 April sang kakak kembali menelpon dokter yang mandu saat administrasi dan mengatakan keaadaan pasien yang semakin memburuk saat dipulangkan kerumah, dokter tersebut mengatakan harus ada menanganan lebih lanjut lagi dan menyarankan untuk dilarikan kerumah sakit menggala, namun hal yang mengganjal pihak R.S Mutiara Bunda mengatakan bahwa pasien hanya membawa surat kepulangan tanpa membawa surat rujukan dari rumah sakit tersebut supaya Pihak R.S.U.D Menggala menganggap pasien sakit dari rumah bukan dari pihak R.S Mutiara Bunda.
Pada saat dibawa kerumah sakit Menggala dokter yang berada disana terkejut akan hal yang disampaikan oleh Ibu Rosilawati karena dilakukannya dua kali operasi dalam satu hari. Pada hari senin Dokter R.S.U.D Menggala mendiagnosa pasien tersebut dan mengatakan bahwa organ vital pada pasien sudah rusak. Pasien saat ini mengalami keracunan, penyakit jantung, inveksi paru-paru, serta gagal ginjal, dokter juga mengatakan harapan pasien untuk tetap bertahan hidup hanya 10 % itupun harus dilakukannya cuci darah terlebih dahulu, agar kondisi pasien membaik. Dilakukannya cuci darah tersebut merupakan harapan terakhir bagi pasien untuk bertahan. Pasca dilakukannya cuci darah pasien mengalami perubahan karena pasien sempat sadarkan diri dan sempat memanggil sang kakak, selang beberapa hari kembali dilakukannya cuci darah yang kedua pada hari Rabu malam kamis, sebelumnya dilakukannya USG (Ultrasonogafi) setelahnya dimasukkan keruangan RPD (Ruang Penyakit Dalam) setelahnya kembali ke ICU sempat membaik, karena keadaan pasien sudah cukup membaik disarankan untuk pulang, karena pasien menggunakan penanganan BPJS yang memiliki tenggang waktu.
Pihak R.S.U.D Menggala mengatakan jika keadaan pasien memburuk boleh dibawa kembali ke R.S Menggala. Pada hari selasa tanggal 20 April pasien keluar dari R.S.U.D Menggala dan sakitar kamis sore pasien meninggal.
Saat pulang pihak rumah sakit menyarankan kepada keluarga pasien untuk menyediakan oksigen saat berada dirumah, namun ketika berada dirumah nafas pasien terkontrol dengan baik, namun pasien mengalami demam cukup tinggi, kondisinya saat itu sudah tidak bisa menelan obat yang diberikan pihak rumah sakit, sampai tidak bisa makan apapun, yang pada akhirnya Tina Yunita meninggal. Ibu Rosilawati kecewa terhadap R.S.U.D Mutiara Bunda “Pelayanan yang diberikan R.S Mutiara Bunda sudah sangat bagus, namun hal yang membuat kami kecewa kenapa berawal dari berangkat melahirkan dalam kondisi yang baik-baik saja, setelah dilakukan operasi pasca melahirkan dinyatakan gagal ginjal dan penyakit dalam lainnya dan mengapa harus operasi dua kali dalam satu hari, pada saat pengecekan USG sebelumnya baik-baik saja, mengapa pasca operasi melahirkan berimbas pengangkatan rahim, dan mengakibatkan organ vital lainnya rusak” Ujar Ibu Rosilawati (Tim MGG)