Menu

Mode Gelap

Bandar Lampung · 2 Des 2019 16:10 WIB ·

Ketua DPC KWRI Lamteng, Nurullah : Wartawan Adalah Murid Dari Narasumber


Ketua DPC KWRI Lamteng, Nurullah : Wartawan Adalah Murid Dari Narasumber Perbesar

Bandar Lampung(GS) – Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Komite Wartawan Reformasi Indonesia (KWRI), Kabupaten Lampungtengah terpilih, M.Nurullah RS menjelaskan bahwa wartawan ibarat seorang murid bagi nara sumber atau orang bodoh yang selalu bertanya.

Menurutnya, wartawan seharusnya selalu menanyakan kembali informasi yang sebenarnya ia sudah tahu (cek dan ricek), meskipun orang lain menganggap wartawan tersebut tidak mengetahui informasi tersebut.

“Wartawan yang baik adalah memposisikan murid dari narasumber. Narasumber itu guru kita. Lebih baim kita seperti orang bodoh dihadaoan narasumber,” Ungkap Nurullah yang juga sebagai Direktur Utama, PT. Duta Lampung Media dan PT. Pena Berlian Lampung, saat dimintai tanggapan terkait tugas seorang journalis serta etika dalam penulisan berita, pada Minggu (30/11/2019).

Klik Gambar

Lebih lanjut Nurullah mennyampaikan, wartawan tidak boleh bersikap subjektif dalam melihat suatu peristiwa. Merasa sudah tahu persis sebuah peristiwa, tanpa memastikan kebenaran peristiwa tersebut kepada narasumber yang berkompeten. Mengedepankan cek dan ricek adalah unsur dasar kehati-hatian agar peristiwa yang diberitakan benar adanya. Pertanyaan sepele yang terlihat bodoh oleh orang lain pun harus berani diutarakan, demi objektifitas berita yang disajikan.

Baca Juga :   Tiyuh Calak Pulung kencana Tubaba Mendapatkan Piagam Penghargaan Satya Lencana Dari Kementerian PDTT,RI.

“Meski sudah tahu ada sebuah peristiwa, kita harus memastikan bahwa peristiwa itu benar-benar terjadi. Tidak seperti yang kita sangka, karena itu opini kita. Kosongkan kepala kita dari asumsi kita, seperti orang bodoh yang tidak tahu apa-apa. Pastikan bahwa terjadinya peristiwa yang kita ketahui tersebut adalah benar seperti yang kita dengar dari orang. Makanya saya mengistilahkannya dengan wartawan adalah orang bodoh yang selalu bertanya. Kalau sudah bodoh kemudian tidak mau bertanya ya gimana coba,” kata Nurullah.

Baca Juga :   Idul Adha, Masyarakat Desa Girimulyo Lakukan Pemotongan 144 Hewan Kurban

Selain itu, ia mengingatkan, dalam membuat berita wartawan harus mengikuti kode etik jurnalistik. Hal ini untuk menjamin kemerdekaan pers yang bertanggungjawab dan memenuhi hak publik memperoleh informasi yang benar. Wartawan Indonesia memerlukan landasan moral dan etika profesi sebagai pedoman operasional dalam menjaga kepercayaan publik dan menegakkan integritas serta profesionalisme.

Nurullah juga menegaskan bahwa setiap berita harus memenuhi unsur berita, yakni 5W 1H. Keenam unsur ini mutlak harus ada dalam sebuah berita. Jika salah satu unsur tersebut tidak ada, maka berita tersebut dapat dikategorikan sebagai berita yang berpotensi hoaks.

Baca Juga :   Evaluasi Kinerja Kejaksaan dalam Menangani Kasus Korupsi Dana Desa

“Ketika membuat berita, pastikan 5W 1H (Who, What, Where, When, Why dan How-red) sudah dimasukkan. Agar berita yang disajikan tidak tergolong dalam berita hoaks,” pungkas Nurullah.

Penulis: Red

Facebook Comments Box

Artikel ini telah dibaca 3 kali

Baca Lainnya

Walikota Metro Soroti Ancaman Penyalahgunaan Teknologi Digital bagi Anak

31 Juli 2025 - 11:18 WIB

Kadus Bayangan di Pekon Giritunggal: Menghilang 4 Bulan, Muncul Saat Terima Uang Insentif

27 Juli 2025 - 15:57 WIB

Tiga Lembaga Sayap PC Fatayat NU Pringsewu Resmi Dilantik, Siap Bersinergi untuk Kesejahteraan Umat

27 Juli 2025 - 15:01 WIB

Evaluasi Kinerja Kejaksaan dalam Menangani Kasus Korupsi Dana Desa

27 Juli 2025 - 14:20 WIB

Dinkes Pringsewu Gelar Workshop Implementasi Layanan Kesehatan Remaja

25 Juli 2025 - 08:00 WIB

Wahana Musik Indonesia Melalui Kuasa Hukum Nya Law Frim Rudi Telah Melakukan Somasi Pertama Dan Kedua Kepada Pemilik Karoke.Resto Dan Hotel Teater.cafe Yang ada Di Seluruh Lampung

21 Juli 2025 - 17:28 WIB

Trending di Berita Indonesia