Menu

Mode Gelap

Tokoh · 7 Mei 2018 06:19 WIB ·

BUNDA IMA: SEPARUH USIA SAYA UNTUK MENANGANI ANAK-ANAK AUTIS


BUNDA IMA: SEPARUH USIA SAYA UNTUK MENANGANI ANAK-ANAK AUTIS Perbesar

Dr Imaculata Umiyati menerima penghargaan sebagai Bunda Anak Autis Indonesia dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.

Gemasamudra.com,Jakarta-DR. IMACULATA Umiyati bukan orang baru dalam dunia autisme. Kiprahnya selama lebih dari 35 tahun menangani anak-anak autis, menjadikan perempuan cantik ini begitu paham soal autisme. Tak sekedar bagaimana mendidik anak autis, tetapi juga menyusun program sekaligus mencetak kader-kader terapis yang mampu mengantarkan anak-anak autis hidup mandiri.

“Separuh usia saya bergelut dengan masalah autis. Jadi saya paham sekali bagaimana kita harus bersikap saat menghadapi anak autis,” kata Imaculata, pendiri Imaculata Autism Boarding School yang akrab disapa Bunda Ima.

Karena kiprahnya yang sedemikian besar terhadap anak-anak autis, Imaculata pekan lalu mendapatkan anugerah sebagai Bunda Anak Autis Indonesia dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Anugerah ini tentu menuntut tanggungjawab yang lebih besar bagi Imaculata untuk berbuat lebih banyak bagi anak-anak autis.

Klik Gambar

Menurut Bunda Ima , tak banyak orang yang tertarik untuk menangani anak-anak autis. Selain membutuhkan kesabaran luar biasa, menangani anak autis juga perlu ‘menghadirkan hati’ setiap saat. Artinya, rasa kasih dan sayang harus timbul dahulu untuk kemudian baru menyentuh pendidikan anak-anak autis.

Baca Juga :   Di Sela-Sela Tugasnya Bupati Tulang Bawang Ia Tetap Mengikuti Kuliah Program Doktor

Imaculata mengingatkan bahwa mendidik anak autis amatlah jauh berbeda dengan mendidik anak-anak pada umumnya. Sebab pendidikan anak autis bukan untuk meraih prestasi akademik, tetapi lebih kepada bagaimana menjadikan anak autis bisa hidup mandiri.

“Sehingga ketika orangtua sudah tidak ada, anak autis bisa melakukan pekerjaan sehari-hari sendiri, tanpa bantuan orang lain,” lanjutnya.

Materi pelajarannya pun sangat sederhana. Mulai dari bagaimana cara makan, cara mandi, minum, dan lainnya. Hal-hal tersebut tidak sekali ajar langsung bisa. Anak autis membutuhkan waktu lebih lama untuk bisa menguasai ketrampilan hidup tersebut.

Baca Juga :   Belajar Diluar Disambut Baik Siswa-siswi SDS Bahari

“Diulang, diulang, hingga benar-benar menguasai dan menjadi habit, menjadi kebiasaan sehari-hari. Makanya mendidik anak autis harus sabar dan berkelanjutan,” tukas Bunda Ima.

Meski gampang-gampang susah, semua orang lanjut Imaculata bisa menjadi guru bagi anak-anak autis. Kuncinya memiliki kesabaran dan juga keikhlasan serta kasih sayang. Tentu saja minimal harus memiliki pendidikan SMA.

“Saya bisa ajarkan ketrampilan mendidik anak autis. Seminggu Insya Alloh bisa menjadi terapis,” tambahnya.

Biaya terapi autis mahal

Ia mengakui bahwa sekolah atau lembaga yang menyediakan terapi bagi anak autis di Indonesia masih sangat sedikit jumlahnya. Bahkan banyak kota yang tidak memiliki sekolah bagi anak autis.

Itu sebabnya, biaya terapi bagi anak autis tergolong sangat mahal. Satu jam terapi, biayanya rata-rata Rp 250.000. padahal untuk memberikan satu jenis ketrampilan saja, dibutuhkan waktu berhari-hari.

Bunda Ima memberikan solusi terkait mahalnya biaya terapi ini. Yakni menjadikan salah satu anggota keluarga menjadi seorang terapis anak autis. Bisa orangtua, bisa saudara bahkan bisa pula asisten rumah tangga. Dengan memberikan trik-trik mendidik anak autis, maka orangtua tidak harus menghabiskan biaya besar untuk mendidik anak autis.

Baca Juga :   Potret Succes Penjual Martabak, Dengan Penghasilan Melebihi Gaji Bupati Non Korupsi

Imaculata Autism Boarding School yang beralamat di Perumahan Taman Harapan Baru. Blok V5 No. 5-8,, Jl. Taman Harapan Baru Timur, Pejuang, Medan Satria, Kota Bekasi, Jawa Barat, tak hanya menjadi tempat dimana anak-anak autis mendapatkan haknya untuk tumbuh berkembang dan memperoleh hak pendidikannya.

Di tempat tersebut, Bunda Ima juga menangani anak autis antara 4 hingga 5 anak dalam sehari. Penanganan anak dengan autis ini tentu melibatkan pihak keluarga si anak. Tujuannya agar terbangun kepedulian yang tinggi dari orang-orang di sekitar anak-anak dengan autis.

“Jumlah anak autis di Indonesia cukup banyak. Saatnya semua peduli pada mereka, dengan memberikan hak-haknya sebagai anak, sebagai manusia pada umumnya,” tutup Bunda Ima

(RM/Dbs)

Facebook Comments Box

Artikel ini telah dibaca 1 kali

badge-check

Editor

Baca Lainnya

Pasangan Qhodam dan RMD Bakal Kembalikan Harapan P3UW dan Masyarakat Rawajitu Timur

8 Oktober 2024 - 20:33 WIB

Bakti Sosial Satlantas Bandar Lampung Bantu Bersihkan Rumah Ibadah

7 September 2024 - 20:22 WIB

Kenalkan Produk Teknologi Korea Di Jember PT ATOMY Indonesia Temui Korwil MGG Jember

17 Mei 2024 - 10:04 WIB

Korwil MGG Jember Catur Teguh Wiyono Temui Tokoh Inspiratif Karanganyar Ambulu

30 April 2024 - 17:28 WIB

Korwil MGG Catur Teguh Ucapkan Selamat Pada Ketua PGSI Jember Terpilih

2 April 2024 - 18:45 WIB

Ferli Yuledi: Fenomena Baru dalam Politik Tulang Bawang

12 Maret 2024 - 23:40 WIB

Trending di Berita Nasional