Menu

Mode Gelap

Lampung · 24 Agu 2019 13:36 WIB ·

Tak Mampu Berobat, Balita Penderita Hidrosefalus Butuh Uluran Tangan


Tak Mampu Berobat, Balita Penderita Hidrosefalus Butuh Uluran Tangan Perbesar

TANGGAMUS(GS) – Atizah, bayi berusia empat tahun hanya bisa berbaring di tempat tidur. Sebab ukuran kepalanya lebih besar dari bentuk tubuhnya yang mungil.

Diduga bocah tersebut menderita hidrosefalus. Nahasnya lagi, penyakit itu sudah diderita Atizah sejak dalam kandungan. Dan sampai usianya empat tahun belum pernah ditangani medis.

Klik Gambar

“Begitu dia lahir memang sudah begitu (kepalanya lebih besar), makanya waktu itu dilahirkan sesar katanya biar tidak makin parah,” ujar Sulaiman, kakek dari Atizah, Sabtu (24/8/19) dikediamannya.

Warga Pekon Tekad, blok III, Kecamatan Pulau Panggung menceritakan, dulu Atizah coba pernah dioperasi di RSUD Abdoel Moeloek, Bandar Lampung. Saat itu usianya belum genap setahun lantas pihak rumah sakit memasukannya dalam inkubator.

Baca Juga :   Pencanangan Kabupaten Literasi dan Pelantikan Pengurus GLD

Setelah 20 hari, operasi belum juga dilakukan. Pihak keluarga mulai gelisah karena harus menanggung hidup menjaganya selama di rumah sakit. Akhirnya berdasarkan putusan keluarga besar, Atizah di bawa pulang.

“Waktu itu juga pertimbangan kami, anak ini masih kecil, berat rasanya kalau harus dioperasi. Akhinya dibawa pulang dan sampai sekarang tidak pernah lagi periksa ke rumah sakit,” ujar Sulaiman.

Ia mengaku, pengobatan hanya dilakukan secara alternatif. Namun keluarga mengakui hasilnya tidak dapat menyembuhkan Atizah dari penyakit tersebut.

Baca Juga :   Harga Singkong Anjlok Total: GTBB Gandeng Petani, Garaf Pertanian Pisang Canvendis Seluas 1.000 H

Untuk saat ini, sebenarnya keluarga berharap ada kesempatan pertolongan lagi kepada putri dari Dini, atau ibunya yang berstatus janda. Sebab usaha yang selama ini ditempuh tidak membuahkan hasil.

“Dari puskesmas sudah pernah melihat dan bilang, ini bisa disembuhkan,” terang Sulaiman.

Ia mengaku untuk saat ini, dirinya memang berharap untuk penanganan medis. Namun untuk itu perlu dana dan juga pengaktifan kembali BPJS yang sudah non aktif sekitar tiga tahun lalu.

“Waktu itu tidak bayar BPJS lagi karena berat bayarnya. Sebab keperluan Atizah juga banyak seperti susu, pempers, makannya. Sedangkan dalam BPJS ada enam orang, satu keluarga, bayar tiap bulan, tidak boleh satu orang saja,” terang Sulaiman.

Baca Juga :   Skandal KPU Tulang Bawang: Aksi Kontroversial yang Mengundang Sorotan, Apakah Langkah Tegas Akan Diambil?

Ia mengaku, selama ini bekerja sebagai petani kebun dengan hasil tahunan, lalu membuka warung, dan sebagai tukang ojek. Pendapatan itu hanya bisa untuk keperluan hidup, keperluan Atizah.

“Kalau bisa minta bantuan pemerintah gitu, biar bisa operasi. Pokoknya bagaimana usahanya, untuk hasilnya nanti bagaimana kami iklas, yang penting usaha sudah dilakukan,” terang Sulaiman.

P:(Red)

Facebook Comments Box

Artikel ini telah dibaca 3 kali

Baca Lainnya

HUT RI ke-80 di Limau Tanggamus, Camat Yusep Ajak Generasi Muda Maknai Perjuangan

17 Agustus 2025 - 14:50 WIB

“Dinas Pendidikan: Tanggung Jawab atau Alasan Belaka?”

8 Agustus 2025 - 20:49 WIB

Pecah Persatuan Pemuda, 27 OKP Tolak Musda KNPI Lampung di Tabek Indah

8 Agustus 2025 - 11:18 WIB

Dituding Abaikan Tanggung Jawab, PT Bintang Trans Diperkarakan Korban Kecelakaan

7 Agustus 2025 - 20:08 WIB

Aroma Korupsi Dana Desa Tercium! Kejari dan Inspektorat Siap Bedah Laporan Gumukmas

7 Agustus 2025 - 17:29 WIB

Kunjungi Dewan Pers, Jadi Momentum Persiapan IWO Menjadi Konstituen

7 Agustus 2025 - 16:02 WIB

Trending di Lampung