Menu

Mode Gelap

Berita Terkini · 24 Okt 2020 09:35 WIB ·

Dampak Harga Sayuran Turun, Petani di Pekon Hanakau Beralih Tanaman Porang


Dampak Harga Sayuran Turun, Petani di Pekon Hanakau Beralih Tanaman Porang Perbesar

Gemasamudra.com

Lampung Barat – (GS) – Gagal panen sayuran dampak menurunnya harga yang anjlog, hal ini membuat salah seorang petani di Dusun Pardasuka, Pekon Hanakau, Kecamatan Sukau, mengganti tanaman sayur miliknya dengan tanaman Porang.

Ahmad Makruf, salah seorang petani warga Dusun Parda Suka, Pekon Hanakau, mengeluhkan tanaman sayurannya sudah dua kali gagal panen disebabkan harga yang didapat turun drastis.

Klik Gambar

“Aduh mas, kemaren panen kol kecul mas, cabe juga harganya gak naik-naik, Masa pas panen harganya cuma 300 rupiah, kalau saya panen malah rugi, karna ongkos manen lebih besar dari harga yang didapat, ya sudah saya babat saja tanaman cabe, mau saya ganti porang aja nanti,” keluh Ahmad Makruf, kepada media ini, Sabtu (24/10/20).

Baca Juga :   Akhir Bulan Juli Bupati Tulang Bawang Targetkan 400 unit Bedah Rumah Selesai

Ia pun menuturkan, bahwa dari seluruh lahan yang ia tanam sayuran selama ini akan diganti dengan menanam bibit porang. Dengan harapan akan mendapatkan hasil yang lumayan.

“Rencana lahan 8 rante ini mau saya tanam porang saja. Kemaren denger di Suoh ada yang panen hasilnya lumayan. Siapa tahu rencana saya juga mendapatkan hasil yang baik. Soalnya modal kemaren saya buat sayur rugi terus mas. Kalau saya gak cari jalan, tambahan saya nombok biayanya mas. Belum lagi lahan yang saya sewa harus dibayar ke pemilik lahan,” tutur dia.

Baca Juga :   Dua Kali Berhasil Melarikan Diri Dari Lapas, Pelaku Curanmor Akhirnya Ditangkap Polres Tulang Bawang

Lanjut dia, Kondisi harga sayur yang anjlog biasanya disebebkan oleh faktor kondisi sayur yang over (komoditi sayur yang dipanen sangat banyak), belum lagi perang harga antara pengepul sayur.

“Kondisi terburuk jika harga memang tidak berpihak, hasil panen petani yang sudah disetor ke pengepul tidak dibayar dikarenakan sayur tidak laku di pasaran,” tambah Ahmad Makruf.

Dari hasil penelusuran Gema Samudra.com, hampir kebanyakan petani sayur di wilayah Hanakau adalah penyewa lahan, dimana mereka sangat bergantung pada hasil panen yang menjadi tumpuan untuk memenuhi kebutuhan biaya hidup mereka, mulai sandang, pangan, papan dan biaya anak anak sekolah serta biaya biaya lain nya.

Baca Juga :   Bahas Tiga Raperda, DPRD Kota Metro dan Walikota Metro Gelar Rapat Paripurna

Biasanya penyewa lahan akan melakukan akad sewa-menyewa dengan pemilik lahan dengan kurun waktu 5 – 10 tahun. Kenapa demikian, dikarenakan jika kurun waktu kurang dari 5 tahun, si penyewa akan rugi kalkulasi. Karna modal yang sudah keluar tidak sebanding dengan jangka waktu sewa yang singkat.

Penulis : (DM)

Facebook Comments Box

Artikel ini telah dibaca 8 kali

Baca Lainnya

Ketua Harian DPD Partai Golkar Prov Lampung Riza Mirhardi Lepas Keberangkatan Kader Ikuti Diklat PP AMPG

4 Desember 2025 - 20:41 WIB

Gandeng MGG Jember GPB Jember Gelar Diskusi Rencana Talk Show “Penguatan SDM Pemuda”

3 Desember 2025 - 18:08 WIB

Kunjungan Ketua TP-PKK Tulang Bawang ke Puskesmas Menggala dalam Rangka Hari Ibu dan HUT Dharma Wanita

3 Desember 2025 - 15:50 WIB

Baru Dibangun, Proyek Jalan Sidoharjo-Podomoro Sudah Amblas

2 Desember 2025 - 20:28 WIB

2 Desember 2025 - 08:22 WIB

Ribuan Warga Ikuti Colour Fun Dan Gelaran Budaya, Festival Way Kambas XX Tahun 2025 Semarak

30 November 2025 - 15:16 WIB

Trending di Berita Terkini