Cerpen – Dunia malam terkadang menjadi suatu pilihan jika tidak ada pilihan lain buat seseorang yang hendak ingin menghindar dari dunia tersebut, cerita ini merupakan diambil dari kisah nyata yang menceritakan seseorang wanita cantik asal desa yang terpaksa bermandi di dunia malam.
Citra merupakan gadis desa yang polos, yang cantik, ia juga salah satu Bunga Desa, yang ada di kampungnya, bila mana setiap pria melihatnya pasti suka dan jatuh cinta, dikarekan Citra, berkulit putih mulus, dengan mata sipit berwana coklat, dengan lesung di pipinya dan body seksinya dengan dada yang sispek bagaikan artis.
Namun Citra merupaka gadis polos yang tak pernah tau tentang dunia luar dan bagaimana pergaulan di luar sana dan bahayanya,di suatu ketika Citra sendiri mengingikan hidup diluar desa dengan mandiri dan bebas dari orang tua dengan rasa ingin menunjukan bahwa ia mampu mandiri karan selama ini ia selalu di bilang anak yang manja yang tak bisa kerja hanya mengandalkan kecantikannya maka dari itu citra sendiri ingin merubah semuanya.
Bertemu Dengan Sahabat Lama
Berawal dari pertemuan cintra dengan sahabat lamanya semasa ia masih duduk di bangku SMP yang bernama Siska, yang pulang merantau dari kota dan terlihat nampak sukses di mata Citra, karna sebelumnya Siska dan keluarganya memang pada dasarnya lebih susah dari pada citra cuman setelah Siska merantau malah merubah semua ekonomi keluarganya.
Dari melihat beground yang Siska berubah drastis, dari situlah pandangan citra tertarik dan mendekat terhadap Siska, berharap Siska mau mangajaknya dan menunjukkan kesuksesan seperti apa yang di raih Siska.
Citra yang penasaran dunia luar yang dia anggap mudah, seperti yang di raih oleh sahabatnya, dengan hanya dalam kurun waktu 2 tahun keluar desa sudah mampu, merubah semua ke adaan keluarganya, Citra terus mendesak Siska agar bisa ikut pa saat keluar kota.
“sis mendengar ceritamu tentang kehidupan di kota itu enak ya,bisa apa aja ada dan jam berapa aja masih rame, mau dong sis pada saat kamu pulang ke kota aku ikut“tanya Citra seusai mendengar cerita Siska tentang kota dengan penuh harapan.
“kalau aku sih cit ok-ok aja cuman kamu harus izin dan harus siap apapun yang terjadi dan jangan pulang jika kamu belum berhasil, cuman kalau gagal itu karna kamu sendiri buktinya aku bisa“jawab Siska yang membuat Citra makin lebih penasaran
“tenang aja sis aku nnti yakinkan ortu aku izin gak di izinin aku akan tetap jalan kok demi mereka juga kan “ucap citra menjawab pertanyaan Siska dengan percaya dirinya.
Menemui Kedua Orang Tuanya
Seusai Citra berbincang dengan Siska, ia segera pulang dan menemui kedua orang tuanya,hendak minta izin kepada keduanya untuk bisa ikut Siska dan meyakinkan kedua orang, tuanya bahwa ia akan bisa mandiri dan bisa sukses dan membahagiakan kedua orang tuanya seperti Siska membahagiakan kedua orangtuanya,namun kedua orangtua citra tidak mengizinkan ia meninggalkan desa karna orangtuanya khawatir akan keselamatannya putrinya dan pergaulan yang ada di kota selain itu orang tua citra curiga terhadap pekerjaan Siska mereka melihat dari sisi kesopanan Siska yang menurun terkesan tidak punya sopan santun lagi terhadap lingkungan.
“bapak dan mak citra mau izin ,citra ingin hidup mandiri seperti yang selama citra impikan dan janjikan kepada bapak dan mak, citra ingin ikut Siska ke kota dan citra berjaji kalau citra akan sukses kayak Siska dan bahagiakan, bapak dan mak “kata citra dengan penuh keyakinan di depan kedua orang tuanya pada saat lagi kumpul keluarga.
“cita-cita mu bagus nak buat kita dan ayah sangat bangga kamu mau berubah untuk maju dan mandiri,cuman apakah jalannya emang harus ke kota dan ninggalin kami, sedangkan citra tau kalau ayah gak bisa jauh dari citra“jawab ayah Citra dengan penuh kasih sayang, melarang secara halus
“iya benar cit sepi kami kalau kamu pergi, siapa yang mau bantu mamak yang ngurus adek dan kalau mamak dagang di pasar“saut ibunya Citra untuk melarang agar citra berubah pikiran.
mendengar jawaban kedua orang tuanya yang melarang Citra,ia langsung berdiam seketika dan berfikir keras kenapa orang tuanya tak yakin kalau dia mampu merubah keadaan keluarganya.
“kenapa bapak dan mamak tega ma citra yang membuat malu citra, citra juga kan ingin juga seperti mereka yang disana dan merasakan hidup kota, dan apa mau citra sampai tua hanya di kampung ini dan mati disini tanpa ada pengalaman“ucap citra dengan sedih dengan meneteskan air mata dengan muka merah di kulit putih nya
“nak bukan begitu maksut kami,kamu masih belum mengerti bahayanya kota jika kita gak kuat dan apalagi kamu mau hidup sama siapa disana nak, karna di kota itu bagaikan hutan rimba nak dan yang kuat yang berkuasa dan yang lemah akan terkanyut, jadi kami sangat ingin citra berkembang dan dewasa,sukses tapi dengan cara citra sendiri, tanpa harus ikut orang yang belum tau ke benarannya seperti apa“cetus ayah citra sambil memeluknya
Mengingat usia Citra yang hanya 21 tahun orang tuanya menganggap itu hal yang wajar masih dalam transisi penasaran, yang amat luar biasa, makanya mereka dengan segala cara mendinginkan hati anaknya dengan pelukan keduanya terhadap citra.
Kemudian Citra di bawa mereka kekamarnya untuk citra bisa istirahat dan menenangkan fikirannya,setelah citra kamar, dalam keheningan dalam kamarnya citra berfikir mencari cara agar mendapat izin dan bisa di restui oleh kedua orang tuanya.
Kasih sayang yang besar kedua orang tua citra sekilas ia menganggap mereka menghambat keinginan dan cita-citanya yang akan tertunda,akibat buah pemikiran tersebut sesuatu hal nekat dan upaya kotor akan di lakukan citra akibat kebutaan dalam berfikir ,dan saran apa yang akan di sampaikan oleh Siska sahabatnya yang dianggap akan membantunya untuk mewujutkan mimpinya.
Tunggu di Episode Berikutnya.
Penulis : SR