PRINGSEWU (GS) – Tanamkan jiwa wirausaha sejak dini, SMK Negeri 1 Gadingrejo gelar Gebyar Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5).
Pengaplikasian tersebut dilakukan dengan menggelar bazar makanan maupun produk kesenian hasil produksi siswa-siswi sekolah setempat, acara digelar selama dua hari, Rabu-Kamis (16-17 November).
Kepala SMK Negeri 1 Gadingrejo Kemis mengatakan, gebyar ini merupakan kegiatan setelah sebelumnya murid mengikuti pelajaran P5K. Setelah sebelumnya, siswa ketika belajar di kelas didampingi guru pendamping menghasilkan sesuatu produk untuk ditampilkan di bazar.
” Dari sini, siswa dan siswi mendapatkan pengetahuan tentang hasil-hasil produk.
Produk yang dipamerkanpun bermacam-macam sesuai tema. Ada yang bentuk makanan, lingkungan dan dalam bentuk hasil per-jurusan. Namun untuk hari ini produk yang dibuat siswa untuk belajar entrepreneurship,” bebernya, Kamis (16/11).
Lebih lanjut, ia mengatakan, project ini baru dilaksanakan tahun ini karena SMK Negeri 1 Gadingrejo diberi kesempatan oleh pemerintah melalui Direktorat SMK untuk menjadi sekolah pusat keunggulan di tahun 2021, dan penerapan Kurikulum Merdeka mulai diterapkan di kelas X tahun lalu.
” Namun baru tahun ini kita coba aplikasikan dan kita pamerkan produknya,” tambahnya.
Tak hanya itu, P5K merupakan kolaborasi antara guru sejarah, PPKN dan guru mata pelajaran diklat normatif adaptif ditambah guru mata pelajaran kejurusan.
“Harapannya, dari gebyar ini, guru-guru dapat mencicipi hasil produk makanan yang dijual serta mengevaluasi hasilnya, dan murid-murid dapat cuan,” kata dia.
Sementara itu, Ketua Acara P5 Hananto Pratikno menambahkan, Mata Pelajaran P5K merupakan pelajaran kulikuler yang wajib dilaksanakan di dalam kegiatan belajar mengajar dalam Kurikulum Merdeka.
“Kita meriahkan acara ini dengan bersama-sama, kita belanja dari kita, untuk kita,” ungkap Hananto.
Salah satu peserta bazar dari Kelas XI Jurusan Desain Permodelan dan Informasi Bangunan (DPIB) Nayla mengaku senang, karena kelompoknya bisa menjual hasil produk makanan dan mendapatkan keuntungan.
“Di kelompok kami ada enam orang Mbak, ada produk pempek dan puding yang kami jual. Untuk biaya jualan kami sebelumnya mengumpulkan dana secara patungan dengan besaran Rp25.000 per orang,” kata Nayla.
Bahkan, lanjut Nayla, dari hasil jualan kemarin, Rabu (16 November), mereka sudah bisa membagi hasil Rp57.000 per anggota kelompok.
“Seneng banget sih, karena bisa dagang dan eksperience dan dapat untung serta tahu cara bikin produk dan bersosialisasi dengan orang lain ketika menawarkan produk,” ucap Nayla senang. (BM)