Gema Samudra, Healt & life style
Healty | Sebuah penelitian tentang pengaruh alkohol dan ganja terhadap kesehatan otak, mengungkap bahwa alkohol lebih merusak ketimbang ganja. Kedua hal itu memang merusak secara umum, namun alkohol skalanya lebih besar.
Penelitian dari Universitas Colorado, Amerika yang dipimpin oleh Rachel Thayer dari Departemen Psikologi dan Ilmu Saraf itu memindai (scan) bagian otak untuk melihat efek dari alkohol dan ganja (kanabis). Hasil temuan mereka menunjukkan bahwa konsumsi alkohol dalam jangka panjang akan mengubah struktur otak secara signifikan. Hasil studi tersebut telah dipublikasi di Journal of Addiction.
“Diperkirakan sekitar 22,2 juta orang Amerika Serikat menggunakan ganja dan itu menjadi ‘obat terlarang’ paling sering digunakan,” kata Rachel Thayer.
Faktanya di beberapa negara, penggunaan ganja telah dilegalkan oleh pemerintah setempat. Sama halnya dengan mengkonsumsi alkohol yang juga diperbolehkan dengan batasan usia minimal 18 tahun.
Amerika sendiri melegalkan ganja untuk alasan pengguna sebagai pengobatan dan rekreasi. Bukan hal baru jika ganja diklaim dapat mengobati beberapa jenis penyakit. Tahun 2017 misalnya, ganja ditemukan dapat mengatasi migrain.
Pada akhirnya beberapa studi dilakukan untuk mencoba mencari dampak buruk penggunaan kedua benda itu terhadap kesehatan otak.
Tak hanya merusak otak, ganja juga diklaim menimbulkan risiko psikosis. Bahkan lebih buruk lagi, ilmuwan lain mengklaim ganja merusak kesehatan jantung lebih dari rokok.
“Penggunaan ganja pada remaja dapat menyebabkan gejala bipolar,” tambah Thayer.
Kent Hutchison dari Departemen Psikologi dan Neurosains, rekan kerja Thayer menyebut bahwa bagian otak bernama hippocampus dapat mengecil akibat ganja.
Jadi walau alkohol didapati merusak otak lebih dari ganja, namun ganja sendiri sudah terbukti sangat berbahaya bagi penggunanya. Intinya, lebih baik tinggalkan semuanya ya sobat…..say no to drug for your achievements and your future.
Sumber : Sindom Healt/sdr