Lampung-Gemasamudra.com- Kyai Ahmad Shodiq, lahir pada tahun 1927 di Desa Jatisari, Kencong, Pare, Kediri, adalah sosok ulama yang dikenal atas dedikasinya dalam mengembangkan thoriqoh di Lampung. Sebagai anak ke-4 dari tujuh bersaudara, beliau mendapatkan pendidikan agama yang kuat sejak muda di Pondok Pesantren Darussalam di bawah asuhan Kyai Haji Faqih Ashari. Setelah menyelesaikan pendidikan di sana, beliau melanjutkan ke pondok pesantren di Jombang untuk menghafal Al-Quran.
Pada tahun 1963, setelah istikharah yang panjang, Kyai Ahmad Shodiq pindah ke Lampung. Berkat bantuan keponakannya, Bisri Mustofa, lokasi di Braja Dewa Way Jepara dipilih sebagai tempat baru untuk berdakwah. Keputusan ini terkonfirmasi ketika tanah yang diambil dari Jawa sesuai dengan tanah di daerah tersebut, memberikan isyarat kuat untuk memulai perjalanan baru.
Di Lampung, Mbah Yai Shodiq, dikenal karena cara dakwahnya yang lentur dan merakyat. Ia bergabung dalam aktivitas masyarakat, bahkan jika itu berarti mengajak mereka keluar dari kebiasaan negatif seperti judi, dengan meningkatkan partisipasi dalam ibadah dan pengajian. Berkat keteladanan dan pendekatannya, banyak warga yang beralih menjadi lebih religius dan turut serta dalam kegiatan ibadah.
Pesantren yang didirikan dan ditumbuh kembangkan oleh Mbah Yai Shodiq di Lampung mulai berkembang pesat pada tahun 1970-an. Ketika terjadi pergeseran dalam pergerakan thoriqoh yang tidak sejalan dengan ajaran, dia bersama beberapa kyai lainnya mengambil langkah bijak untuk meluruskan kembali tujuan spiritual jamaahnya. Hal ini menjadikan tarekat yang dipimpinnya terus berkembang hingga kini memiliki lebih dari satu juta pengikut yang tersebar dari Lampung hingga Riau.
Dalam skala nasional, Kyai Ahmad Shodiq dikenal dekat dengan beberapa tokoh besar, seperti Kyai Haji Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dan Kyai Haji Hasyim Muzadi. Hubungan kedekatannya dengan para tokoh tersebut menunjukkan kelasnya sebagai pemimpin yang disegani dan berpengaruh.
Keberhasilan Kyai Ahmad Shodiq bukan hanya dalam memperluas dakwah, tetapi juga dalam membentuk karakter masyarakat yang lebih religius dan harmonis, menjadikannya seorang tokoh yang layak untuk dikenal dan dihormati. Rasanya tepat untuk mengenang beliau sebagai pejuang tak kenal lelah yang berhasil menyinari tanah Lampung dengan cahaya Islam. (*)