Tulang Bawang Barat, – Jamil, Remaja Usia 15 Tahun Hidupi Kedua Adiknya Ditengah Kebun Karet di Penumangan TubabaTulangbawang Barat, – Jamil (15), Warga Tiyuh Penumangan Kecamatan Tulangbawang Tengah Kabupaten Tulangbawang Barat (Tubaba), semenjak di tinggalkan orang tuanya, dia menjadi tulang punggung bagi kedua adiknya lantaran ayahnya sudah meninggal dunia karena sakit dan ibunya menikah lagi.
Semenjak ayahnya meninggal dan ibunya menikah lagi, Jamil sudah terbiasa mengurus makan minum beserta menyekolahkan adiknya Sahrodin yang masih kelas 3 (tiga) SD, dan Sahril yang masih berumur sekitar 8 tahun itu sudah menjadi tanggung jawabnya.
“Kami sudah lama tinggal di kebun dengan dua adik saya karna ayah saya meninggal pada tahun lalu dan ibu saya menikah lagi, namun kami tetap di jenguk oleh ibu saya walaupun seminggu sekali, dan selain kedua adik saya masih ada adik saya yang bernama Erwin, dia mondok di salah satu pondok kagungan, “ucap Jamil, saat dijumpai di perkebunan karet tempat mereka tinggal bersama tokoh pemuda setempat, Minggu (3/2/2019).
Selain itu Jamil juga menjelaskan dari kedua adik-adik nya, masih ada abang dan dua adiknya lagi,”kami 6 (enam) sodara yang pertama abang saya namanya Agus dan saya anak kedua dan empat adik saya yang tidak tinggal satu tempat lantaran ada satu adik saya yang di sekolah kan oleh warga Tiyuh Penumangan bapak Paksi, dan juga abang saya Agus jalan merantau ke Bandung karena di ajak temennya untuk kerja dan dia pun berangkat baru di awal tahun ini, “jelas dia.
” Saya disini tinggal hanya bertiga dengan adik saya, setiap hari saya deres karet majikan saya hasil pun tidak menentu kadang kalau hujan nggak ada penghasilan, dan setiap pagi saya selalu mengantar adik saya sekolah ke SDN 1 Penumangan Baru, Usai mengantar adik saya saya pun melanjuti pekerjaan saya lebih sedih nya Usai mengantar adik saya sekolah sampai kebun hujan, jadi yang saya deres itu hancur semua getahnya kena hujan, nah setiap menjual karet itu kan bagi dengan yang punya hasil dari kami berbagi dengan yang punya karet itu untuk kami beli beras beli alat-alat dapur dan juga untuk adek sekolah,”curah Jamil.
Jamil berharap kepada pemerintah agar bisa membantu adik-adik saya karna saya pingin adik saya di pondokan, karana saya tau berapa sulit nya jika menjadi anak tidak sekolah, karna saya berhenti dari kelas 3 SD karna gurunya galak dan teman-teman saya suka membuli saya, harapan saya terhadap kedua adik saya jangn sampai mereka seperti saya tidak sekolah,”harapnya
Kepada Pemerintah agar bisa membantu niat tujuan Jamil karena keinginannya untuk mewujudkan cita-cita adik-adiknya sangat besar, dengan melihat keadaan Jamil dan adik-adiknya yang tinggal di kebun karet dengan tanpa orang tua berharap bisa dapat Sentuhan dari pihak Pemerintah.” Dari Dinas Sosial pernah mendatangi kami kesini dan saya ceritakan apa adanya,”tungkasnya. (P, wari).