Jember, GEMASAMUDRA.com – Tindakan arogansi yang dilakukan oleh Salah satu oknum Kepala Desa terhadap seorang wartawan kawasan selatan di kecamatan Jombang Kabupaten Jember, akhirnya berbuntut laporan Polisi oleh asosiasi yang menaungi, Asosiasi Wartawan Selatan berikut kuasa hukumnya melaporkan kejadian tersebut ke Mapolsek Jombang, Rabu (05/05/2021).
Awal laporan terkait adanya arogansi dari sikap oknum Kades terhadap salah satu wartawan bernama Muhammad Tahrir karena berusaha mengkonfirmasi perihal adanya dugaan penyelewengan Dana BLT dari Dana Desa.
Asosiasi Wartawan melaporkan Kades Padomasan atas tindakan intimidasi yang dilakukan pada seorang jurnalis yang sedang melakukan konfirmasi terkait kasus dugaan penyelewengan dana Bantuan Langsung Tunai (BLT) dari Dana Desa.
Ketua Asosiasi Wartawan Selatan (AWAS) Muhamad Subur (40) mengatakan bahwa tindakan yang dilakukan oleh Kades tersebut sudah melewati batas toleransi dan menurutnya sudah tidak pantas.
“Asosiasi Wartawan Selatan (AWAS) melaporkan kasus pengusiran dan intimidasi yang dilakukan seorang oknum Kades terhadap seorang wartawan anggota kami,” Ungkapnya.
Subur juga berharap penegak hukum juga bisa mengusut tuntas perihal adanya intimidasi serta sikap arogansi yang tidal perlu dilakukan oleh seorang pelayan publik.
“Kami menginginkan pihak Polsek sebagai penegak hukum melakukan tindakan sesuai dengan hukum yang berlaku, Kalau seandainya yang bersangkutan (oknum Kades) tidak mau dikonfirmasi terkait pelayananan publik, ” ya mending jangan jadi Kades atau publik figur “, apalagi seorang Kades harus bertanggung jawab penuh perihal bagaimana seharusnya menyikapi segala permasalahan yang ada, bukan langsung berulah seperti itu,” Jelas Subur dengan nada jengkel.
Muhamad Tahrir (42) yang profesinya sebagai wartawan yang melakukan konfirmasi pada Kades Trimanto saat dikonfirmasi mengatakan selain diusir, dirinya juga ditantang berkelahi oleh sang Kades.
“Saya itu bukan hanya diusir, malah si Pak Kades nantangin saya berkelahi, menurut saya tak pantaslah seorang figur bersikap seperti itu, dan saya berharap kejadian yang menimpa saya ini tidak terjadi kepada rekan rekan yang lain ,” ucap Tahrir dengan nada kesal saat ditanya awak media terkait bagaimana menilai seorang figur publik dengan sikap arogansi tersebut.
Penasihat Hukum Asosiasi Wartawan Selatan, Koko dalam keteranganya mengatakan bahwa kalau hal ini mau diberitakan hanya sebagai pemberitaan awal, saya tidak akan membiarkan hal ini terulang kembali, kita akan terus menerus memberitakan sampai persoalan ini tuntas.
“Silahkan diberitakan saja mas, ini hanya sebagai berita awal yang akan mengawal, biar pihak kepolisian khusunya kepolisian resort Jember tidak main main dengan kasus yang dilaporkan ini,” kata Koko.
“Kita lihat seberapa responya kepolisian dalam hal ini, kalau polisi tidak melakukan tindakan apa apa, kasus kita naikan ketingkat Polres, kita lihat dulu,” Ujar Koko.
Kapolsek Kencong AKP Kusmiyanto saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon mengatakan bahwa AWAS harus selektif dalam melaporkan, dan bisa berkoordinasi terlebih dahulu dengan Kanit Reskrim.
“Hati hati dalam pelaporan, jangan salah menempatkan pasal, koordinasi dulu dengan Kanit Reskrim untuk menentukan pasal yang mau diterapkan,” Pungkas Kapolsek AKP Kusmiyanto. (PWJ/AWAS)